Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta kasus penyerangan terhadap pesantren di Lombok diusut tuntas.
Universitas Pancasila meresmikan enam rumah ibadah di lingkungan kampus.
Toleransi menjadi kunci dari kerukunan umat beragama di Indonesia.
JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan prihatin atas penyerangan yang terjadi di Pondok Pesantren As Sunnah di Bagek Nyaka, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tengara Barat. Ia meminta polisi menindak para penyerang sesuai dengan hukum yang berlaku. Sebab, tindakan itu sudah masuk ranah pidana. “Siapa pun yang bersalah, yang dianggap melanggar hukum, harus diproses," kata Ma’ruf setelah meresmikan enam rumah ibadah di Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, kemarin.
Pondok Pesantren As Sunnah dirusak oleh sekelompok orang tidak dikenal pada Ahad dinihari lalu. Polisi masih menyelidiki motif penyerangan itu. Sebanyak 17 orang telah diperiksa sebagai saksi. Hingga kemarin, polisi masih menjaga pesantren untuk mengantisipasi adanya kemungkinan serangan susulan.
Ma’ruf menegaskan, pluralitas agama di Indonesia menjadi sebuah keniscayaan yang patut disyukuri dan dipelihara oleh seluruh elemen bangsa. Untuk menjaga keberagaman itu, toleransi menjadi kunci utama yang harus dipahami oleh setiap individu. "Pancasila menjadi jaminan bahwa negara melindungi kebebasan memeluk agama, sekaligus mengakomodasi penyelenggaraan aktivitas keagamaan," katanya.
Dengan menjunjung tinggi toleransi antar-umat, kata Ma’ruf, bangsa Indonesia dapat terhindar dari fundamentalisme, radikalisme, dan ekstremisme yang mengancam nilai-nilai persatuan. "Toleransi membimbing kita pada moderasi beragama,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo