Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tiba-tiba Tian Rotteveel, komponis asal Belanda itu, melucuti pakaiannya sendiri. Ia berdiri telanjang bulat hanya mengenakan sepatu kets di depan penonton yang jaraknya begitu dekat. Di tengah bebunyian musik elektronik underground yang berdentam-dentam dari subwoofer loudspeaker, Tian lalu mengenakan koteka. Ia berjongkok dan mencoreng bibir, telinga, alis, dan pipinya dengan pewarna. Ia seolah-olah turis yang ingin terlibat dalam perang suku pedalaman.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo