Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya - Memasuki musim tanam bulan April-Mei, PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) mengklaim stok pupuk nasional pada pertengahan April ini cukup. Bahkan stok tersebut memadai untuk alokasi September mendatang.
Alokasi pupuk urea bersubsidi dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) untuk bulan April sebanyak 276.684 ton, sedangkan stok secara nasional 1.258.419 ton. Dengan demikian, terdapat surplus 981.735 ton. “Surplus ini bahkan mencukupi untuk menutupi alokasi Permentan hingga memasuki September,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 26 April 2016.
Aas mengatakan PT Pupuk Indonesia telah berupaya menyiapkan stok sejumlah jenis pupuk produksinya, seperti pupuk NPK 653.818 ton, SP-36 sebanyak 227.664 ton, ZA 195.014 ton, dan organik 99.657 ton. “Pupuk tersebut sebagian besar sudah berada di lini III dan lini IV untuk persiapan dalam menghadapi kebutuhan musim tanam.”
Dalam penyalurannya, perseroan menyiapkan 17 armada kapal, 4 unit pengantongan, gudang tingkat provinsi (lini II) sebanyak 14 gudang dengan kapasitas 428.400 ton, serta gudang di lini III sebanyak 555 dengan total kapasitas 2,3 juta ton.
Untuk itu, PT Pupuk Indonesia mengimbau kepada petani agar tak panik. Kepanikan membuat para petani membeli pupuk secara bersamaan saat musim tanam dimulai. “Tidak perlu panik karena kami sudah diperkuat oleh 1.510 distributor dan lebih dari 40 ribu pengecer untuk memastikan pupuk sampai kepada petani,” Aas berujar.
PT Pupuk Indonesia pun disokong oleh anggota holding di berbagai daerah, seperti PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan PT Pupuk Iskandar Muda. “Yang pasti, petani tidak perlu khawatir kekurangan pupuk karena produsen pupuk anggota holding sudah menyiapkan pupuk di gudang-gudang tingkat kabupaten dan distributor untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan dari para petani,” kata Aas.
Berdasarkan data, PT Pupuk Indonesia telah menyalurkan 2.266.240 ton pupuk hingga akhir Maret lalu. Itu senilai 24 persen dari alokasi Permentan tahun 2016 sebanyak 9.550.000 ton. Jumlah yang disalurkan terdiri atas pupuk urea 925.472 ton atau 23 persen dari alokasi 4.100.000 ton, dan pupuk SP-36 266.963 ton atau 31 persen dari alokasi 850.000 ton.
Sedangkan pupuk ZA telah disalurkan sebanyak 246.701 ton atau 23 persen dari alokasi sebesar 1.050.000 ton, pupuk NPK sebanyak 657.167 ton atau 26 persen dari alokasi 2.550.000, dan pupuk organik 169.936 ton atau 17 persen dari alokasi 1.000.000 ton.
Untuk mengantisipasi kemungkinan kelangkaan pupuk di suatu daerah, Aas menegaskan telah menyiapkan berbagai cara. Salah satunya pemberlakuan kios lengkap yang memuat semua produk subsidi, seperti urea, NPK, SP-36, ZA, dan organik.
Tak terkecuali pengawasan stok pupuk di lapangan dan penebusan pupuk secara online, sehingga jumlah stok dapat diketahui dengan cepat. “Dengan begini produsen pupuk di daerah bisa mengetahui daerah mana yang stok pupuknya mulai menipis dan segera menyuplai kembali,” ujar Aas.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini