Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tangerang- Tebing Koja Solear kembali viral. Kali ini tebing yang punya panorama alam memesona itu jadi perhatian setelah tersebar foto bugil yang diduga dilakukan di kawasan wisata tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tebing Koja terdiri dari bongkahan batu kapur bercampur pasir dengan ukuran raksasa, berjejer membentuk lembahan-lembahan yang curam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bentuknya bermacam-macam ada yang menyerupai goa, dinding tinggi dengan celah yang sempit hingga berbentuk kandang raksasa yang di tengahnya ada danau.
Dilihat dari atas ketinggian, hamparan bebatuan seluas tiga hektare itu seperti ngarai membentuk lorong-lorong seperti labirin.
Ada tiga pintu masuk untuk bisa menikmati kawasan Tebing Koja tersebut. Dua pintu saling berdekatan dan satu pintu lagi jaraknya cukup jauh yaitu area yang disebut kandang Godzilla. Bagi pencinta swafoto banyak spot menarik yang ditawarkan di lokasi ini.
Paduan rumput ilalang, semak belukar dan air danau berwarna kehijauan menambah daya tarik dan pesona kawasan wisata alam Tebing Koja Solear tersebut. "Kalau yang di ujung itu namanya kandang Godzilla," ujar Deni Lubis sambil menunjuk hamparan bebatuan yang berbentuk kandang raksasa kepada Tempo di lokasi, Selasa, 22 September 2021.
Deni yang merupakan salah satu pengelola sekaligus pemandu Tebing Koja Solear mengatakan tempat wisata alam yang berasal dari galian pasir itu ramai dikunjungi pada akhir pekan. "Ada yang untuk buat foto prewedding atau cuma jalan-jalan biasa sambil berfoto ria," katanya.
Tiket masuk ke Tebing Koja Solear dipatok Rp 5000 per orang. Namun, untuk kepentingan lain seperti pembuatan konten atau prewedding berkisar Rp 200 ribu-300 ribu. "Karena kalau prewedding ada banyak hal yang perlu disiapkan termasuk mencari spot dan mendampingi mereka selama sesi foto," kata Denis.
Denis, merupakan satu dari lima pengelola Tebing Koja kawasan wisata alam yang mulai dikenal luas sejak viral 2017 lalu karena pemandangan yang unik dan instragamable.
Beberapa hari terakhir ini Tebing Koja kembali viral. Media sosial dihebohkan dengan berbagai foto bugil dan adegan mesum dua wanita dan seorang pria yang diunggah akun twitter @kopi_hitammanis.
Berdasarkan pengamatan Tempo sebelum foto foto itu dihapus, para pemeran dalam foto itu melakukan adegan-adegan mesum tanpa busana dengan latarbelakang pemandangan, tebing batu mirip dengan Tebing Koja. Layaknya model di film dewasa, mereka berpose dengan berbagai gaya.
Selain foto, ada juga beberapa rekaman video pemeran wanita bertelanjang dada dan bercelana jeans pendek yang berjalan disela sela tebing.
Deni Lubis, menyangkal jika tempat wisata yang ia jaga 24 jam itu jadi ajang mesum dan foto bugil. "Kecil kemungkinan itu terjadi, karena setiap pengunjung yang datang saya dampingi dan awasi," ujarnya.
Pendampingan, kata Deni, sengaja dilakukan untuk menjaga keamanan pengunjung dan sekaligus menunjukkan spot-spot foto yang bagus dan menarik. "Karena banyak yang gak tau tempat foto yang bagus," ujarnya.
Kepala Desa Cikuya Ade S mengatakan sejak viral 2017 lalu, warga setempat menjadikan bekas tambang pasir tradisional ini sebagai sumber mata pencarian. Mereka memanfaatkan kawasan yang ramai dikunjungi pelancong dengan membuka warung makanan-minuman hingga tempat parkir kendaraan. "Sejak awal sudah dikelola warga setempat," kata Ade.
Ade mengakui Tebing Koja Solear memang tidak berijin, karena lima pemilik lahan, empat warga setempat dan satu pengembang menolak pengurusan tempat itu diserahkan ke pemerintah.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tangerang Surya Wijaya mengatakan, Tebing Koja Solear berpotensi menjadi salah satu kawasan wisata di Kabupaten Tangerang. "Dengan daya tarik alam, pemandangannya. Dengan kondisi yang seperti ini saja sudah ramai dikunjungi apalagi jika ditata dengan sarana dan prasarana yang memadai," kata Surya.
Untuk itu, kata Surya, Tebing Koja Solear diarahkan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) agar pengelolaan bisa optimal. "Dan nantinya bisa disempurnakan sarana serta prasarana penunjangnya."
JONIANSYAH HARDJONO