Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MARDIYEM menatap tenda komando warna hijau di depannya dengan lesu. Terpancang di atas sebidang lapangan badminton, terpal militer yang kini dihuni sejumlah keluarga pascalindu 27 Mei itu seperti barikade yang memisahkan tubuh uzurnya dengan masa silam Kotagede. ”Sebelum jadi lapangan badminton, lapangan itu tempat bermain saya dan teman-teman sewaktu kecil,” ujar nenek 67 tahun itu seraya menyebutkan nama-nama permainan seperti gobak sodor, benthik, gangsing sebagai contoh. Di lapang-an dekat kuburan Desa Bodon itu, Mardiyem melihat bagaimana anak-anak seperti Bagas, 10 tahun, dan Danang, 15 tahun, kini sudah sepenuhnya le-bur pada daya tarik playstation ketimbang mengguna-kan sepetak tanah kerontang di musim kemarau, atau becek di musim hujan, untuk bermain. Gobak sodor bukan lagi kosakata favorit anak-anak sekarang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo