Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KALAU saya harus mati, saya akan mati seperti kodok. Nggak ada yang ngurus. Nggak ada yang peduli.” Sejenak ia terdiam. Di ruang dalam rumah kayu berdinding hitam itu, ia tak henti berceracau. Tentang nasibnya, tentang rumah yang terendam, tentang bantuan yang tak kunjung datang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo