Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Panen Raya di Musim Kemarau, Senyum Sumringah Menteri Amran

Amran merasa berbahagia lantaran sejumlah daerah di Pulau Jawa masih bisa panen.

1 Oktober 2015 | 14.47 WIB

Presiden Joko Widodo berjalan di pematang sawah dengan ditemani Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, 6 Maret 2015. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Perbesar
Presiden Joko Widodo berjalan di pematang sawah dengan ditemani Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, 6 Maret 2015. TEMPO/Nofika Dian Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Tuban - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tampak sumringah mengikuti acara panen raya padi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu, 30 September 2015. Bagi beberapa kecamatan di Tuban, terutama yang dilewati Sungai Bengawan Solo, musim kemarau justru menjadi momen yang baik karena bisa memanen padi.

Berbaju putih dipadu celana hitam, menteri asal Sulawesi Selatan ini ikut memanen padi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Menteri Amran didampingi Pangdam V Brawijaya Major Jenderal Sumardi serta Bupati Tuban Fatkhul Huda.

Tangan kanan Menteri Amran memegang sebilah arit dan, dalam hitungan detik, cras... cras... satu bendel padi ditebas. Lalu, beberapa petani yang berbaris menyambut rombongan, serentak memukul kentongan dari bambu tanda panen raya musim kemarau dimulai.

Amran merasa berbahagia lantaran sejumlah daerah di Pulau Jawa masih bisa panen. Dia mencontohkan, air yang berlimpah dari Sungai Bengawan Solo bisa bermanfaat besar terhadap kelangsungan bercocok tanam.

Baca juga:
G30S 1965, Luhut: Pemerintah Tak Akan Minta Maaf
Eggwards Lab, Game Buatan Indonesia yang Kian Digandrungi


Paling tidak, kata Amran, ini bisa menjadi penopang warga daerah lain yang kini tengah dilanda kemarau. “Tentu saya bangga sekali.”

Yang menarik, di sela pidatonya, Menteri Amran memanggil satu demi satu petani untuk naik ke panggung. Kemudian mereka disuruh mendekat dan Menteri Amran merangkulnya. Saat keduanya dekat, alat pengeras suara yang dipegang disorongkan ke bibir si petani.

Kemudian, Menteri Amran berkata, “Coba bilang ke khalayak, kita tak perlu impor beras.” Dan si petani pun menirukan persis apa yang diucapkan Menteri. Setelah itu, Menteri Andi Amran memberikan hadiah berupa topi dan langsung dikenakan kepada petani tersebut.

Dalam pidato lainnya, Amran juga memuji kerja keras para petani di bantaran Sungai Bengawan Solo di Tuban. "Produksi padi yang panen rata-rata 7-8 ton per hektare adalah prestasi cukup bagus," ucapnya.

SUJATMIKO

Simak juga:
Kata Menteri Susi, Ini Jalur Perdagangan Mafia Kepiting
Mencari Hilal Sepi Penonton, Hanung Salahkan Film Hantu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan Adiwijaya

Setiawan Adiwijaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus