Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Penjelasan MRT Sempat Tutup Dua Pintu Masuk Stasiun Istora

Dua pintu masuk stasiun MRT Istora sempat ditutup karena penumpang membludak. Kebanyakan para penumpang adalah massa kampanye akbar Prabowo.

7 April 2019 | 19.21 WIB

Massa peserta kampanye akbar Prabowo-Sandi juga memadati Stasiun MRT Istora Mandiri, Minggu 7 April 2019. Tempo/Imam Hamdi
Perbesar
Massa peserta kampanye akbar Prabowo-Sandi juga memadati Stasiun MRT Istora Mandiri, Minggu 7 April 2019. Tempo/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Mass Rapid Transit Jakarta Muhamad Kamaluddin membenarkan adanya penutupan dua pintu masuk di stasiun MRT Istora Mandiri pada Ahad, 7 April 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Penutupan dilakukan saat kampanye akbar pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat selesai dan massa memenuhi stasiun. "Tadi karena di area concourse persis di ujung tangga tersebut terlalu padat calon penumpang yang tiba-tiba banyak membeli tiket. Kami cairkan dulu kepadatannya," kata Kamaluddin melalui pesan singkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski dua pintu ditutup, kata Kamaluddin, penumpang bisa naik melalui dua pintu lainnya di sisi utara. Menurut dia, penutupan pintu dilakukan untuk menjaga keselamatan dan keamanan penumpang. "Dua pintu lainnya masih dibuka," kata dia.

Pantauan Tempo pintu masuk Stasiun Istora telah ditutup sejak pukul 09.30 dan dibuka kembali sekitar pukul 11.30. Petugas yang ditemui di stasiun Istora mengatakan telah memprediksi adanya lonjakan penumpang hari ini.

Alasannya, kata Kamaluddin, ada kampanye terbuka pasangan calon presiden Prabowo-Sandi di Stadion GBK. "Petugas HO (head office) juga banyak dikerahkan untuk membantu di sini," kata dia.

Seorang penumpang, Edi Waredi, 38 tahun, mengatakan sudah hampir satu jam keluarganya mengantri tiket. "Tapi antrian tetap masih panjang," ujarnya saat ditemui di dalam stasiun Istora.

Edi mengeluhkan pelayanan petugas di dalam stasiun yang terus mengusirnya karena duduk di lantai. Edi mengatakan duduk karena pegal menggendong anak. "Setiap duduk disuruh diri. Padahal, banyak yang lain duduk di lantai juga," ujar warga Lenteng Agung itu.

Menurut Edi, semestinya petugas pelayanan melihat kondisi stasiun MRT yang cukup ramai seperti ini. Jadi, kata dia, jika tidak boleh duduk di lantai, maka seharusnya penumpang yang membawa anak diarahkan ke tempat duduk. "Ini tidak diarahkan kami untuk cari tempat duduk," ujarnya.

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus