Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kebakaran pada mobil beberapa kali terjadi mulai dari kecelakaan hingga kasus konsleting listrik. Dua kasus ini akan memicu timbulkan percikan api yang bisa menyebar ketika mengenai bahan yang mudah terbakar hingga bocornya bahan bakar. Hal ini menjadi salah satu alasan perlunya penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) di setiap mobil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menggunakan APAR ini akan menjadi pertolongan pertama atau upaya pencegahan agar api tidak menjalar lebih luas. Setidaknya, bisa mencegah api menjalar lebih besar ke bagian lain, karena sudah ditindak atau dipadamkan oleh APAR tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Faktor lain yang mengharuskan menyediakan APAR di dalam mobil, yaitu kebanyakan mobil itu belum memiliki sensor api, sehingga jika ada percikan api di dalam mesin, pengemudi atau penumpang tidak tahu," dalam pernyataan Hyundai dikutip dari situs resminya.
Dalam penggunaan APAR, seperti yang tertera pada tabung pemadam yakni pertama tarik pin pengaman, arahan nozzle atau pangkal selang ke sumber api, tekan pemicu untuk menyemprot dan ayunkan ke seluruh sumber api. Yang perlu diingat APAR ini punya masa kadaluarsa. Pada tabung kemasan APAR biasanya terdapat tanggal masa berlaku untuk menjelaskan usia pakai cairan ataupun bubuk pemadam api yang terdapat di dalamnya.
APAR yang habis masa berlakunya atau sudah kadaluarsa biasanya daya semprot dan fungsi cairan pemadam api yang keluar akan berkurang.
Untuk mencegah hal yang tak diinginkan, sebaiknya sediakan paling tidak satu APAR di dalam mobil. Simpan di bawah jok bagian sopir atau penumpang depan atau belakang. Saat ini, APAR untuk mobil sudah banyak dijual di berbagai toko online atau toko penjual alat pemadam kebakaran.