Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Penyebab Kebotakan Wanita Beda dengan Pria, Ada Faktor Hormon

Kurang dari separuh perempuan bisa melewati usia 65 tahun tanpa mengalami kerontokan, bahkan sampai kebotakan.

27 Juni 2020 | 19.05 WIB

Ilustrasi rambut rontok.
Perbesar
Ilustrasi rambut rontok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kebotakan tidak hanya mengancam laki-laki, perempuan juga bisa mengalaminya. Kerontokan rambut pada wanita atau androgenic alopecia adalah hal wajar, terutama ketika seseorang menginjak usia paruh baya. Kurang dari separuh perempuan bisa melewati usia 65 tahun tanpa mengalami kerontokan. Biasanya, kerontokan semakin terasa saat sudah memasuki fase menopause.

Selain faktor keturunan, kebotakan berpola pada perempuan juga bisa disebabkan oleh hormonal. Ciri-cirinya antara lain rambut baru perlu waktu lebih lama untuk tumbuh, folikel rambut menyusut, rambut yang tumbuh lebih tipis, rambut mudah patah, dan kerontokan lebih dari 100 helai rambut per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selain itu, kebotakan berpola pada perempuan juga berbeda dibanding laki-laki. Pada laki-laki, kerontokan dimulai di bagian depan kepala dan berangsur ke belakang hingga benar-benar botak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara pada perempuan, kerontokan bisa terjadi di area kepala mana pun, dimulai dari belahan rambut. Rambut di sekitar pelipis juga mengalami kemunduran garis pertumbuhan.

Ada beberapa penyebab kebotakan berpola pada perempuan, di antaranya:

1. Keturunan

Aspek genetik sangat berperan terhadap kebotakan berpola pada perempuan. Seseorang lebih rentan mengalami kebotakan apabila ayah, ibu, dan saudara lainnya mengalaminya.

2. Kehamilan

Perubahan hormon saat hamil yang memicu kebotakan, ditambah dengan kekurangan vitamin dan mineral serta kondisi stres saat hamil.

Baca: Rambut Rontok di Masa Menyusui? Ternyata Ini Penyebabnya

3. Menyusui

Hormon akan perlahan kembali ke kadar normal setelah melahirkan. Perubahan ini menyebabkan fase rambut rontok akan kembali atau dalam istilah medis disebut juga telogen effluvium.

4. Gangguan sistem endokrin

Faktor hormonal dan gangguan sistem endokrin juga berperan dalam kebotakan berpola pada perempuan.

5. Merokok

Folikel rambut memerlukan oksigen, nutrisi, dan mineral demi menghasilkan rambut yang sehat. Namun, substansi beracun dari asap rokok membuat aliran darah dan nutrisi lainnya menjadi tidak lancar.

6. Sodium Lauryl Sulfate (SLS)

Kandungan SLS pada sampo dapat menyebabkan kerontokan rambut. SLS yang mengendap memicu kerusakan pada folikel rambut.

Umumnya, perempuan mengalami kerontokan berpola ketika menginjak usia 40 tahun ke atas. Ini berbeda dengan laki-laki yang bisa mengalami kerontokan sejak usia lebih dini, dipengaruhi hormon seksual androgen.

Apabila kebotakan berpola disertai dengan keluhan lain seperti menstruasi tidak lancar atau muncul jerawat dalam jumlah banyak, segera konsultasikan kepada dokter. Bisa jadi kerontokan terjadi karena faktor lainnya.

SEHATQ

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus