Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bekasi - Ratusan orang tua siswa di Kota Bekasi, Jawa Barat, menggeruduk Kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jalan Lapangan Tengah, Bekasi Timur. Mereka memprotes verifikasi jarak rumah dengan sekolah (zonasi sekolah) yang melenceng dari verifikasi awal.
Sutarno, salah satu orang tua siswa, menerangkan bahwa anaknya terlempar dari SMP Negeri 9 karena dalam verfikasi pertama jarak rumah dengan sekolah 1.027 meter. "Jarak sebenarnya 550 meter," katanya kepada Tempo, hari ini, Selasa, 2 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Menjelang PPDB Online Bekasi, Telkom Siapkan Jaringan 56 SMP
Menurut dia, pendaftar yang rumahnya lebih jauh dari SMPN 9 justru dalam verifikasi pertama hanya 600 meter. Sampai sekarang anak tetangganya itu masih belum tereliminasi dari seleksi. "Makanya saya mau minta ada perubahan jarak dalam verifikasi."
Juga Nurcholis, yang anaknya tereliminasi dari SMP Negeri 17 Pondok Gede. Di dalam dokumen verifikasi awal, radius rumahnya dengan sekolah 760 meter. Padahal, jarak sebenarnya hanya 50 meter. "Rumah saya hampir nempel dengan sekolah," ujar Nurcholis.
Nurcholis menyatakan dia tak faham pada saat verifikasi pertama karena yang melakukan adalah istrinya. Ia menduga ada kesalahan penempatan titik ketika verifikasi pada 20 Juni 2019 sehingga hasilnya lebih jauh dari sebenarnya. "Ke sini saya mau mengubah agar anak saya bisa masuk ke SMPN 17."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: PPDB di Bekasi, Banyak Pendaftar Memaksakan Diri ke SMP Favorit
Adapun Andri, warga Jatibening, Pondok Gede, jarak sebenarnya rumah dengan sekolah hanya 600 meter tapi menjadi 2.000 meter dalam verifikasi. Walhasil, anaknya terlempar dari seleksi PPDB. Andri datang ke Dinas Pendidikan untuk meminta perbaikan sebab PPDB SD dan SMP di bawah wewenang pemerintah kabupaten/kota. "Saya datang dari pagi, tapi belum diproses sampai sekarang," kata dia.
Adi Warsono