Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

PT Mayasari Bakti Operasikan 51 Bus Gandeng Transjakarta  

Saat ini bus-bus tersebut siap melayani dan menyebar di 17 rute dalam koridor busway Transjakarta.

26 April 2016 | 15.48 WIB

Petugas berusaha memasang tali penggerek di bus Mayasari Bakti yang mengalami kecelakaan dengan bus transjakarta di Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Minggu (19/2). ANTARA/Marifka Wahyu hidayat
Perbesar
Petugas berusaha memasang tali penggerek di bus Mayasari Bakti yang mengalami kecelakaan dengan bus transjakarta di Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Minggu (19/2). ANTARA/Marifka Wahyu hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Direktur PT Mayasari Bakti Akhmad Zulkifli dan General Manager PT United Tractors Suhardi meresmikan pengoperasian 51 unit articulated bus (bus gandeng) merek Scania. "Kami akan ikut membantu PT Transportasi Jakarta dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, khususnya Jakarta," ujar Akhmad di pul PT Mayasari Bakti, Klender, Jakarta Timur, Selasa, 26 April 2016. 

Saat ini bus-bus tersebut siap melayani dan menyebar di 17 rute dalam koridor busway Transjakarta. Saat ini ada 14 bus yang melayani koridor 1 Blok M-Kota. "Sedangkan sisanya, kami tinggal menunggu rancangan operasional dari Transjakarta," katanya.

Akhmad berharap bergabungnya PT Mayasari Bakti dalam manajemen PT Transjakarta bisa berperan aktif dalam membangun transportasi massal di Ibu Kota Jakarta. "Semoga membawa manfaat besar bagi masyarakat untuk beralih yang semula menggunakan kendaraan pribadi menjadi pengguna moda angkutan umum," ujarnya.

Sebanyak 51 articulated bus tersebut telah diresmikan Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono, dan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Risyapudin Nursin sejak 18 April 2016 di kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur.

Kemacetan masih menjadi permasalahan yang, menurut masyarakat, perlu segera diselesaikan di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan survei yang dilakukan Populi Center, 23,5 persen responden beranggapan bahwa kemacetan merupakan isu yang perlu segera ditangani.

Permasalahan ini berada pada urutan pertama permasalahan di DKI. Di bawah kemacetan, harga bahan kebutuhan pokok yang tinggi berada di posisi kedua dengan persentase 20,8 persen. Di posisi ketiga, dengan 15,8 persen, pengangguran menjadi isu yang perlu segera diselesaikan.

"Kemacetan, harga bahan-bahan pokok yang tinggi, dan jumlah penganggur menjadi tiga masalah utama yang perlu mendapat penanganan dari pemprov," kata peneliti dari Populi Center, Nona Evita, di kantornya, Jakarta Barat, Senin, 25 April 2016.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI | NIKOLAUS HARBOWO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nur Haryanto

Nur Haryanto

Pemerhati olahraga, mantan wartawan Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus