Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mendengar nama Pulau Kucing? Pulau ini adalah bagian dari Kabupaten Kepulauan Sula, di Maluku Utara. Dari pulau yang tak berpenghuni, kini tempat itu menjadi salah satu tujuan wisata menarik warga di kawasan Sula dan sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dinamakan Pulau Kucing karena dulunya pulau ini memang menjadi tempat pembuangan kucing liar oleh masyarakat yang berdomisili di Sanana, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sula. Barangkali karena pulau ini tak berpenghuni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi kini Pulau Kucing menjadi menarik dan tak kurang sekitar 200 orang berkunjung ke sana per hari. “Kalau tahun baru bis melonjak menjadi 2000 wisatawan,” kata Subdandi, warga desa Fukweu, yang ikut mengelola kawasan itu.
Area wisata Pulau Kucing memang dikelola oleh Badan Usaha Desa Fukweu, Kecamatan Sanana Utara. Para pelancong menuju ka sana juga lewat desa ini dan berlayar sekitar 15 menit dengan perahu mesin. Tarifnya cukup murah, yakni Rp 10 ribu pergi-pulang.
Di Pulau Kucing wisatawan akan menikmati suasana santai di gazebo di pinggir laut sambil berkaraoke.Jaringan listrik menyala selama 24 jam melalui kabel dalam laut dari desa Fukweu.
Selain beberapa gazebo yang dihubungkan jembatan kayu berbentuk hati, di sana juga disediakan wahana perahu bebek untuk anak-anak. Di puncak bukit setinggi 25 meter, sekelompok anak-anak muda terlihat sedang membangun pelataran dari kayu dan berbentuk kapal yang langsung menghadap laut lepas.
Dari atas bukit, terlihat pemandangan yang menyejukkan mata, berupa bentangan laut biru berhiaskan kapal nelayan. Terlihat pulau pulau kecil dengan latar belakang Pulau Mangoli.
Suasana tersebut mirip dengan Pulau Titop, salah satu dari gugusan pulau kecil yang berserakan di daerah wisata Halong Bay, Vietnam.
Tetapi, sebagai daerah yang baru dimekarkan, potensi wisata Kabupaten Kepulauan Sula memang belum banyak dikenal, bahkan di dalam negeri sendiri. Kendala yang menghadang adalah infrastruktur, seperti bandara yang belum memadai.
“Selain itu juga akomodasi dan sumber daya manusia," kata Bupati Kepulauan Sula Hendrata Thes.
Kini, pemerintah setempat tengah berusaha meningkatka kunjungan wisatawan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggelar Festival Maksaira, yang dimulau hari Ahad, 15/4, ini.
Acara utama festival adalah pemecahan rekor MURI peserta terbanyak lomba memancing khusus jenis ikan kerapu dan ditargetkan mencapai 3000 peserta.
ANTARA
Artikel lain: Perang Suriah dan Nasib Tempat-tempat Bersejarah di Sana