Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Razia Celaka Angkatan Laut

26 September 1999 | 00.00 WIB

Razia Celaka Angkatan Laut
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo


Di Aceh, Korban Jatuh Lagi
DI Aceh, darah ternyata tidak mudah kering. Belum lagi lepas dari ingatan pembunuhan ulama di Beutong Ateuh yang menewaskan Bantaqiah dan kawan-kawan, kini korban kembali jatuh di Tapaktuan, Aceh Selatan. Berondongan senjata aparat menewaskan tiga penduduk sipil dan melukai 339 orang lainnya. Peristiwa penembakan itu bermula dari penangkapan pemuda petani bernama Tengku Raja Faisal, 23 tahun, 10 September lalu. Menurut keterangan polisi, Faisal adalah orang yang bisa dimintai keterangan perihal penembakan anggota polisi Polsek Kotafajar beberapa waktu sebelumnya. Menjelang tengah malam, Faisal diangkut ke kantor polres. Esoknya, berita penangkapan Faisal itu segera menyebar ke seantero Kota Tapaktuan. Isu yang beredar, Faisal digaruk karena terlibat kasus razia jilbab. Razia yang satu ini memang sering dilakukan masyarakat untuk menertibkan perempuan yang tidak berkerudung di tempat umum. Maka, sekitar 2.000 massa segera merangsek ke Mapolres Aceh Selatan. Mereka menuntut agar Faisal segera dibebaskan. Negosiasi antara aparat dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam demonstrasi itu hampir tercapai. Tapi, belum lagi nego dilakukan, muncul lemparan batu ke arah papan nama markas polres setempat, yang terbuat dari kaca. Menurut keterangan beberapa saksi mata, pelempar itu berambut cepak dan bercelana pendek. Ketika dihardik massa, ia malah lari ke arah polres. Keadaan lalu sempat tenang sebentar. Tapi, beberapa menit kemudian, hujan batu muncul lagi. Polisi yang panik melihat massa yang menyemut segera melepaskan gas air mata. Demonstran yang kemudian kocar-kacir masih pula diburu dengan peluru aparat yang terdiri dari 1 peleton Gegana, 1 peleton polisi, 1 kompi TNI AD dan Brimob. Hasilnya: tiga korban, masing-masing Abubakar, 45 tahun; M. Yusuf, 40 tahun; dan Mustanjar, 13 tahun, ambruk. Menurut Ikhsan, Koordinator Investigasi Yayasan Gampong Huteun Lestari (YGHL), yang menelisik kejadian ini, aparat bahkan melepaskan tembakan setelah demonstran lari jauh dari markas polres. "Mereka juga dipukul, diinjak, dan ditendang, baru kemudian digiring kembali ke mapolres," kata Ikhsan. Tapi penjelasan ini dibantah Kapolda Aceh Kolonel Bahrumsyah. Tengku Raja Faisal dilepaskan polisi segera setelah insiden. Sayangnya, si Faisal, saksi kunci kasus tersebut, bersembunyi sehingga tidak bisa dimintai konfirmasi. Kabarnya, ia kini ngumpet di satu tempat di Kluet Utara, 25 kilometer dari Tapaktuan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus