Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DESA terpencil itu masih menyisakan bekas mala: sebotol Hemaviton, tisu bekas, minuman kotak sari kacang hijau, dan serpihan tengkorak manusia—yang bau anyirnya masih kuat menyengat. Tampak pula abu bekas bakaran di dekat kandang kerbau. Seorang warga menyaksikan, darah, darah manusia, yang tercecer di lokasi kejadian, dibakar dengan janur kering. Seutas tali tenda juga tersisa di sana.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo