Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain membersihkan dan melembapkan, salah satu perawatan kulit yang penting adalah eksfoliasi atau pengelupasan. Perawatan ini membantu menghilangkan sel-sel kulit mati, membantu mengecilkan pori-pori, dan memperlihatkan kulit yang sehat dan bersih di bawahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eksfoliasi kulit disarankan dilakukan seminggu sekali. Ketika dilakukan lebih sering dari itu, perawatan ini justru bisa merusak kulit. Akibatnya, muncul berbagai masalah pada kulit wajah Anda.
Bagaimana mengetahui kulit Anda terlalu sering dieksfoliasi atau tidak. Berikut tiga tandanya, seperti dikutip Pink Villa, Selasa, 2 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Kulit terlalu berkilau seperti lilin
Saat dilakukan secara berlebihan, eksfoliasi membuat kulit tampak seperti lilin. Pengelupasan kulit membantu memastikan kulit baru segar dan terlihat lebih muda, tetapi penampilan yang mengkilap mirip lilin merupakan tanda pengelupasan berlebih. Ini juga merusak kandungan sebum kulit Anda.
2. Terlalu sensitif
Kulit yang terlalu sering terkelupas cenderung menjadi terlalu sensitif. Warnanya merah, mulai gatal dan bahkan bisa terbakar dalam situasi tertentu dan selanjutnya dapat menyebabkan sejumlah masalah kulit karena seberapa sensitifnya kulit itu.
3. Terasa kencang
Pengelupasan berlebih bisa menghilangkan kelembapan dari kulit Anda sehingga jadi sangat kering. Selain kering, kulit dehidrasi, terkelupas, dan sangat kencang. Saking kencangnya, tersenyum pun menjadi sulit. Kondisi ini membuat kulit tidak nyaman dan sulit dirawat, menyebabkan masalah bahkan bagi mereka yang memiliki kulit terlalu tebal.
Agar hasilnya maksimal, eksfoliasi kulit tidak boleh dilakukan lebih dari sekali seminggu. Terlalu sering eksfoliasi dapat mengelupas lapisan kulit yang diperlukan juga menghilangkan kelembapan sehingga membuat seseorang terlihat lebih tua