Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ariana Grande mengaku bahwa dirinya mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) setelah serangan bom Manchester Mei tahun lalu. Namun dia tidak merasa nyaman berbicara tentang perjuangannya ini, untuk menghormati seluruh korban akibat serangan tersebut
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyanyi Ariana Grande baru saja menyelesaikan konsernya di Manchester Arena, Manchester, Inggris, 22 Mei 2017, saat bom bunuh diri terjadi yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 59 orang terluka. Sampai kini Grande masih belum bisa membicarakan kejadian tersebut tanpa menangis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel lainnya:
Curhat Ariana Grande, Tak Mudah Membantu Mac Miller Jauhi Alkohol
Ariana Grande Pamer Rambut Baru, Berani Meniru?
Ariana Grande bersama dengan Miley Cyrus, bernyanyi bersama saat tampil dalam konser One Love Manchester di Manchester, 4 Juni 2017. (Dave Hogan via AP)
“Sangat sulit untuk membicarakan ini karena begitu banyak orang menderita kerugian yang sangat besar dan luar biasa. Tapi, ya, itu (PTSD) adalah suatu hal yang nyata,” ujar Ariana Grande, seperti dikutip dari The Daily Beast.
Ariana Grande (kanan) berfoto dengan korban ledakan konser Manchester, Lily Harrison di Royal Manchester Children's Hospital, di Manchester, Inggris, 2 Juni 2017. Ledakan bom ini melukai penonton yang sebagian besar anak-anak. Manchester Evening News/AP
Penyanyi 24 tahun ini menyadari banyak keluarga dan penggemarnya yang juga mengalami trauma karena kejadian tersebut. “Saya merasa seperti saya seharusnya tidak berbicara tentang pengalaman saya sendiri, seperti saya bahkan tidak boleh mengatakan apa pun. Saya pikir saya tidak akan pernah tahu cara membicarakannya tanpa menangis,” lanjutnya.
Ariana Grande (kanan) berfoto selfie dengan korban ledakan konser Manchester, Evie Mills di Royal Manchester Children's Hospital, di Manchester, Inggris, 2 Juni 2017. Manchester Evening News/AP
Pada saat menyelesaikan tur di tahun 2017, Ariana Grande mengalami banyak kecemasan dari trauma. Namun, dia memilih untuk langsung masuk ke studio dan merekam album barunya. Walaupun dia sudah memiliki kecemasan sebelum kejadian tersebut, saat turnya selesai Grande mengalami kecemasan yang sangat parah.
Ribuan penonton menyaksikan penampilan Ariana Grande p saat tampil membawakan lagu dalam konser One Love Manchester di Manchester, 4 Juni 2017. (Danny Lawson via AP)
Banyak orang yang kaget saat dia kembali ke tempat serangan sesaat setelah pengeboman untuk berpartisipasi dalam konser penggalangan dana untuk para korban, One Love Manchester. Dia mengatakan kalau waktu adalah hal terbesar yang akan membantu dia untuk melewati trauma ini.