Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sosok Raden Aria Wangsakara, Pendiri Tangerang yang Akan Jadi Pahlawan Nasional

Raden Aria Wangsakara seorang ulama yang mendirikan pesantren di Grendeng Karawaci. Tak mau kompromi dengan penjajah VOC Belanda.

1 November 2021 | 05.45 WIB

Jaletreng River Park menjadi spot wisata murah dan kekinian di Serpong, Tangerang Selatan,  Kamis, 14 Oktober 2021. Jaletreng River Park menjadi spot wisata yang ramai di datangi oleh pengunjung semenjak di revitalisasi oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan karena memiliki konsep mirip dengan sungai hits di ibu kota Korea Selatan, Seoul, Cheonggyecheon. TEMPO/ Dwi Nur A. Y
Perbesar
Jaletreng River Park menjadi spot wisata murah dan kekinian di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis, 14 Oktober 2021. Jaletreng River Park menjadi spot wisata yang ramai di datangi oleh pengunjung semenjak di revitalisasi oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan karena memiliki konsep mirip dengan sungai hits di ibu kota Korea Selatan, Seoul, Cheonggyecheon. TEMPO/ Dwi Nur A. Y

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Empat tokoh akan mendapat gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Joko Widodo. Raden Aria Wangsakara adalah salah satu tokoh yang akan mendapat gelar tersebut. Lantas, siapa sebenarnya Raden Aria Wangsakara?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dilansir dari bisnis.com, Raden Aria Wangsakara merupakan pendiri Kota Tangerang. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional bersama dengan tiga tokoh lainnya, yakni Tombolotutu, pejuang kemerdekaan asal Parigi Moutong; Sultan Aji Muhammad Idris, Sultan ke-14 Kesultanan Kutai Kartanegara; dan Usmar Ismail, maestro film asal DKI. Seperti tiga tokoh tersebut, Raden Aria Wangsakara memiliki kontribusi yang luar biasa pada sejarah bangsa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari buku Ki Luluhur Rekam Jejak Sejarah Raden Aria Wangsakara,  Raden Aria Wangsakara diperkirakan lahir pada 1024 H atau 1615 M. Ia lahir dari keluarga Kerajaan Sumedang Larang. Ayahnya adalah Wiraraja I, sementara ibunya Putri Dewi Cipta/Nyimas Cipta.

Perjuangan Raden Aria Wangsakara dalam mendirikan Tangerang dimulai sejak 1640. Dilansir dari antaranews.com, ia pindah ke Tangerang dari Kerajaan Sumedang Larang setelah mengalami konflik dengan keluarganya.

Konflik tersebut disebabkan oleh ketidaksetujuannya terhadap tindakan keluarganya untuk menggadaikan kedaulatan Kerajaan Sumedang Larang kepada penjajah Belanda.

Setelah pindah ke Tangerang, ia pun mendirikan pesantren di Kawasan Grendeng Karawaci dan kemudian menetap di sana. Pesantren yang didirikan oleh Raden Aria Wangsakara mengalami perkembangan yang cukup pesat. Jumlah pengikutnya terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Wilayah inilah yang kemudian nantinya akan dikenal sebagai Tangerang.

Selain mendirikan pesantren di Kawasan Grendeng Karawaci Tangerang, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, Raden Aria Wangsakara juga diberi kepercayaan oleh Kerajaan Mataram untuk menjaga wilayah di dekat Sungai Cisadane.

Keberadaannya di dekat Sungai Cisadane ternyata mengusik VOC. Hal tersebut membuat VOC mendirikan benteng di dekat Sungai Cisadane untuk mengawasi gerak-gerik Raden Aria Wangsakara.

Keberadaan benteng tersebut membuat Raden Aria Wangsakara beberapa kali terlibat konflik. Sampai pada akhirnya, Raden Aria Wangsakara gugur dalam konflik dengan VOC pada 1720 di Ciledug. Ia dimakamkan di Lengkong Kyai, Kabupaten Tangerang.

BANGKIT ADHI WIGUNA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus