Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah trauma dan fobia sering digunakan untuk menggambarkan perasaan takut atau cemas berlebihan. Rasa takut sebenarnya wajar jika disebabkan oleh hal-hal yang memang perlu diwaspadai, misalnya diserang binatang buas atau melakukan kegiatan berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, rasa takut atau cemas pada sesuatu yang semestinya tidak perlu bisa digolongkan dalam kondisi gangguan mental. Fobia merupakan istilah psikologis yang digunakan untuk menyebut sebuah kondisi seseorang yang mengalami ketakutan berlebihan terhadap sesuatu, bahkan untuk hal yang tidak menakutkan bagi orang lain, seperti takut ketingggian atau akrofobia, takut kegelapan atau akluofobia, atau takut pada hewan-hewan tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bisa juga hal lebih aneh jadi sumber ketakutannya, misalnya tripofobia atau takut pada lubang-lubang kecil tak beraturan seperti yang diderita Kendall Jenner, juga Gigi Hadid yang mengalami klaustrofobia atau takut berlebihan saat wajahnya dipegang.
Buat yang mengalami fobia, maka akan timbul reaksi berlebihan ketika berhadapan dengan hal yang ditakuti misalnya berteriak, panik, cemas, keluar keringat dingin, atau badan jadi kaku dan tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam keseharian, mereka juga akan terus berusaha menghindari objek yang membuat takut.
Fobia dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab utamanya adalah kejadian traumatis, meskipun tidak semua trauma berujung pada fobia.
Berbeda dengan fobia, trauma adalah suatu kondisi yang muncul akibat pernah mengalami kejadian traumatik atau kejadian buruk yang membekas dan mengganggu. Misalnya, kita pernah menabrak sesuatu saat bersepeda, akibatnya merasa takut jika mengendarai sepeda lagi.
Artikel lain:
Cerita Laura Lazarus, Bangkit dari Trauma dan Menjadi Penulis
Takut Naik Pesawat Terbang, Bisa Jadi karena Fobia atau Trauma
Keadaan trauma seseorang juga berbeda, tergantung seberapa parah atau kejadian buruk yang menimpa sebelumnya.
Meskipun suatu kejadian dapat dikategorikan sebagai traumatik, belum tentu membuat trauma semua orang yang mengalaminya. Misalnya, kecelakaan kendaraan bermotor, bagi seseorang mungkin ini membuatnya trauma berkendara tapi tidak menimbulkan trauma pada orang lain.