Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MANUVER Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan sejumlah pemimpin partai politik menghidupkan kembali peluang Partai Demokrat mengusung kadernya pada pemilihan presiden 2019. Menurut Ketua Umum Partai Demokrat itu, partainya hampir pasti berkoalisi dengan Partai Gerindra, yang dipimpin Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yudhoyono mengungkapkan alasan tak jadi merapat ke koalisi pengusung Joko Widodo. Di antaranya, hubungannya dengan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang menjadi poros koalisi Jokowi, tak kunjung membaik sejak mereka berselisih pada 2004.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono: Kami Memilih Jalan Lain
Tanyajawab ini disusun dari dua kali kesempatan Yudhoyono menyampaikan konferensi pers di kediamannya. Tempo telah berupaya mengajukan permohonan wawancara kepada Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono melalui sejumlah pengurus inti Demokrat dan anggota stafnya. Menurut mereka, keduanya belum bersedia diwawancarai.
Apakah pertemuan dengan Prabowo menandakan koalisi dengan Presiden Jokowi tertutup?
Sebenarnya saya menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi selama setahun terakhir dan menjajaki kemungkinan kebersamaan. Tapi saya menyadari banyak sekali rintangan dan hambatan menuju koalisi. Koalisi terbangun bila ada mutual respect dan mutual trust.
Demokrat menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden ke Gerindra?
Kami tidak membahas cawapres. Setiap partai tentu menginginkan kadernya menjadi capres atau cawapres. Saya kira logis, begitu juga bagi Partai Demokrat. Bagi kami, posisi cawapres itu bukan harga mati. Satu hal terpenting ialah membangun koalisi dan mengusung capres itu yang membuat rakyat yakin bahwa lima tahun ke depan akan melakukan perubahan yang baik.
Sebaliknya, Demokrat sepakat Prabowo Subianto menjadi calon presiden?
Saya kira jelas bahwa Pak Prabowo datang dari Partai Gerindra sebagai capres.
Ada kemungkinan deklarasi PrabowoAgus dalam waktu dekat?
Hal itu tidak elok karena kami baru pertama kali bertemu. Pada harihari mendatang, kami akan mematangkan lagi kalau koalisi nantinya bisa terwujud.
Pernyataan ini disampaikan Yudhoyono pada Rabu pekan lalu.
Tentang hubungan dengan Megawati Soekarnoputri:
Hubungan saya dengan Ibu Megawati belum pulih. Masih ada jarak, masih ada hambatan.
Tentang tawaran Agus Harimurti menjadi calon wakil presiden dan menteri di koalisi Jokowi:
Saya tak pernah mengajukan cawapres dari Demokrat kepada Pak Jokowi, termasuk AHY. Silakan dicek ke Pak Jokowi. Saya tak pernah meminta dan beliau tak pernah menawarkan. Pak Jokowi memang menyampaikan ke saya, apabila Demokrat berada di dalam koalisi, akan ada posisi menteri sebagaimana yang diperoleh partai lain. Menurut saya, tawaran itu wajar dan seharusnya memang demikian karena saya pernah memimpin koalisi selama sepuluh tahun.
Tentang penjajakan koalisi dengan Jokowi:
Selama kuranglebih setahun terakhir, kami menjalin komunikasi yang baik, bahkan enam bulan terakhir cukup intensif. Semangatnya baik dan saya tahu Pak Jokowi sungguhsungguh mengajak Demokrat bergabung ke koalisi.
Tentang arah koalisi:
Saya menghormati Pak Jokowi karena pernah mengajak Demokrat bersamasama. Namun, dari sisa waktu ini, kami memilih jalan lain karena UndangUndang Pemilu tak memungkinkan partai politik tak mengusung calon.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo