Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sudah tiga bulan lamanya banjir merendam Kampung Gaga di Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Air merendam kampung yang ada di Kecamatan Teluknaga itu sejak Desember 2021 tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banjir di Kampung Gaga seperti tak mau pergi dan tak mau surut. Mengapa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjelasan datang dari Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Air Kabupaten TangerangSlamet Budi Mulyanto tentang mengapa banjir terus-menerus merendam Kampung Gaga.
Menurut Slamet Budi banjir tersebut disebabkan karena pembangunan yang secara masif dilakukan oleh perusahaan pengembang PT Agung Sedayu di kawasan PIK 3.
"Kawasan tersebut memang sudah menjadi milik pengembang (Agung Sedayu) yang kini sedang membangun kawasan PIK 3," kata saat dihubungi Tempo, Kamis 17 Februari 2022.
Budi mengatakan, kawasan yang dulu adalah empang-empang kini telah diuruk dan diratakan dengan tanah untuk dijadikan kawasan bisnis dan pemukiman.
"Dengan diuruknya empang-empang tersebut secara otomatis tempat penampungan air jadi hilang," ujarnya.
Selain empang, kata Budi, saluran-saluran air juga ikut teruruk menyebabkan air tidak mengalir lancar ke saluran pembuangan dan tergenang.
Apalagi, kata Budi, posisi kampung Gaga berada di area cekungan dan dibawah saluran air. "3 meter dibawah permukaan," ujarnya. Kondisi inilah, kata Budi yang menyebabkan genangan air di kampung Gaga sulit untuk surut.
Kampung Gaga sudah terendam banjir sejak Desember 2021 lalu. Sebanyak 200 keluarga terdampak banjir dengan ketinggian 30 sentimeter. Menurut Budi, banjir disebabkan oleh naiknya permukaan air laut atau Rob. Karena berada dalam cekungan dan saluran air juga mampet, banjir di kampung itu tidak bisa surut.
Pemerintah Kabupaten Tangerang, kata Budi, saat ini tengah membahas dengan PT Agung Sedayu untuk mencari solusi masalah banjir tersebut.
JONIANSYAH HARDJONO