Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan persentase kematian akibat virus corona masih lebih rendah dibanding demam berdarah dengue atau DBD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Persentase kematian virus corona 3,4% atau kecil, tapi penularannya cepat. Kalau daya tahan tubuh kita bagus, insyaAllah nggak apa apa,” kata Nova ditemui Tempo, Jumat 13 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui pasien positif virus corona kasus 01 dan 02 berasal dari Depok. Dan kasus 01 akan dipulangkan sore ini dari RSPI Sulianti Saroso.
Sedangkan untuk penderita DBD, kata Nova, jika tidak cepat ditolong maka resiko kematiannya besar. “Persentasenya saya nggak berani ngomong, takut salah. Intinya jangan lupa nih DBD mengintai kita,” kata Nova.
Nova mengatakan masyarakat dihimbau untuk tetap waspada utamanya terhadap kebersihan lingkungan, “Kalau sudah demam ya lebih baik segera berobat, jadi bisa sedini mungkin diobati,” kata Nova.
Sebelumnya, Nova menyebut, sejak awal Januari 2020 hingga hari ini, ada sekitar 288 kasus DBD di Kota Depok. Dari jumlah itu, tiga diantaranya meninggal dunia. Meski begitu, data tersebut belum terlalu mengkhawatirkan bahkan cenderung mengalami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya.
Dikutip dari laman https://dinkes.depok.go.id, tahun 2019 menjadi periode dengan torehan penderita DBD terbanyak selama 3 tahun terakhir, yakni 2.200 pasien dengan 2 korban jiwa. Terakhir jumlah pasien DBD tembus ribuan orang yakni pada 2016 dengan catatan 2.834 pasien. Tahun 2017, jumlah itu merosot ke angka 535 pasien. Tahun 2018, terdapat 892 kasus DBD dengan 1 korban jiwa.
Novarita mencatat ada tiga kecamatan dari 11 Kecamatan se-Kota Depok yang masuk dalam zona merah penyebaran penyakit DBD. “Ketiganya, yaitu Kecamatan Cimanggis, Pancoran Mas, dan Sawangan,” kata Novarita.