Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Keterlibatan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dalam penegakan protokol kesehatan penumpang di stasiun-stasiun kereta rel listrik atau KRL dinilai efektif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sudah empat bulan bekerja sama (dengan TNI-Polri) dan disiplin pengguna semakin tinggi,” kata Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba ketika dihubungi, Jumat, 3 Juli 2020 terkait protokol kesehatan di KRL.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anne menambahkan volume penumpang KRL semakin tinggi setiap minggu walau aktivitas perkantoran diatur 50 persen pada pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi di Jakarta.
Menurut dia, walau aktivitas perkantoran diatur, namun faktanya pengguna KRL terus naik. “Jadi pola shifting harus dilakukan agar pengguna terurai, tidak fokus di jam tertentu saja,” tutur dia.
Pada Kamis, 2 Juli lalu, Tempo bertolak dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Manggarai. Di dalam kereta listrik itu, terlihat sejumlah pengguna masih berdiri bergerombol.
Markah di lantai untuk mengatur jarak berdiri sesama penumpang pun masih diabaikan. “Iya, sudah ada tanda untuk posisi berdiri, tapi penumpang malah bejibun,” ujar salah satu penumpang di Stasiun Manggarai, Lela.
IHSAN RELIUBUN | DA