Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gulungan kabel berwarna hitam dibentangkan puluhan personel dari Televisi Republik Indonesia (TVRI), persis di bagian tengah Jembatan Ampera, Kota Palembang, saat matahari menyengat. Properti tersebut disiapkan untuk siaran langsung gerhana matahari total, Rabu, 9 Maret 2016.
Kesibukan serupa dirasakan awak studio dan pemancar yang ada di Jalan POM IX, Palembang. Kepala Seksi Berita TVRI Sumatera Selatan Rafdizon mengatakan pihaknya sedang memasang peralatan siaran yang ada di atas dan di bawah Jembatan Ampera. Hal itu mereka lakukan agar saat siaran tidak ditemukan lagi kendala. "Pagi buta, seusai subuh, kami mulai menyiarkan peristiwa ini," katanya, Senin, 7 Maret 2016.
Asisten produser live event Gerhana Matahari Total ini juga mengatakan pihaknya akan menggelar siaran langsung dari beberapa titik yang dilintasi gerhana, seperti Bangka Belitung. Khusus dari Palembang, setidaknya mereka kebagian dua kali laporan langsung dalam siaran yang berlangsung mulai pukul 5.45 hingga 09.00 itu.
"Kami ikut bangga karena bisa turut berperan dalam menyiarkan fenomena alam itu," ucap Rafdizon. Saat gerhana matahari total melintasi Pulau Jawa pada 1983, hanya TVRI yang menyiarkan gerhana tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo mengatakan pihaknya merasa bersyukur karena kalangan media massa tertarik menyiarkan GMT. Pasalnya, tidak semua pelajar di daerah tersebut hadir langsung di Palembang. Menurut dia, sudah ada dua media TV nasional yang tertarik menyiarkannya. "TVRI akan menggelar siaran langsung dan mereka sudah persiapan," tuturnya.
PARLIZA HENDRAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini