Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
OKWUI Enwezor (Nigeria) menjadi kurator kulit hitam pertama yang mengarahkan perhelatan ini pada 2017. Ini untuk pertama kalinya Venice Biennale menghadirkan proporsi yang cukup dari ras di seluruh dunia, terutama ditandai dengan separuh partisipan yang merupakan kelompok kulit hitam. Cecilia Alemani (Italia) pada 2022, dengan tema āThe Milk of Dreamā, membawa Venice Biennale memberi pengakuan yang lebih besar kepada seniman-seniman perempuan. Lebih dari 80 persen seniman partisipan pada edisi ini adalah perempuan. Tahun 2024 ini juga menjadi istimewa dengan kurator Adriano Pedrosa (Brasil) yang memfokuskan gagasan dan lingkup pameran pada praktik seni kawasan Global Selatan. Dengan judul āForeigners Everywhereā, Venice Biennale 2024 juga menjadi perhelatan terbesar dengan sekitar 300 seniman dan 87 paviliun nasional. Venice Biennale dibuka pada 20 April 2024 dan akan berlangsung hingga 20 November 2024.
Melalui gagasan migrasi dan diaspora yang menjadi narasi utama āForeigners Everywhereā, Adriano Pedrosa secara jelas menekankan pentingnya dekolonisasi (sistem dan sejarah) seni. Tidak hanya menunjuk Global Selatan sebagai konsep politis dalam geopolitik seni, Pedrosa berupaya membongkar konstruksi tentang definisi dan konsepsi seni itu. Praktik kebudayaan kelompokĀ indigenous atau ulayat sering kali diabaikan dan tidak masuk kategori seni ala pandangan yang didominasi praktik Eropa-Amerika. Sebagian besar seniman dalam Venice Biennale Ke-60 adalah para seniman dari kawasan Amerika Selatan, Asia, Afrika, dan Oseania. Harus dicatat, hampir semuanya baru pertama kali ambil bagian dalam Venice Biennale. Pedrosa sendiri sudah mempraktikkan kerja kuratorial yang mempertemukan konteks modern, kontemporer, dengan ulayat ini dalam beberapa pamerannya di museum tempatnya bekerja, MASP, SĆ£o Paulo. Apakah eksperimentasi membawa praktik seni Global Selatan ke kawasan utara ini berhasil?
Di Giardini, paviliun utama, dinding fasad bangunan dilukis dengan citra komunal Amazon oleh kelompok MaHKU, yang selama sebulan bersama-sama mengubah wajah bangunan ini menjadi lebih tropis melalui warna-warna yang cerah dan tajam. MaHKU menggambarkan kekayaan bumi Amazon, dari hutan, sungai, danau, ritual, kebudayaan, musik, hingga tari. Pengunjung akan mencari detail narasi mereka yang memberi pengalaman visual yang sangat kuat. Menempatkan karya komunitas ulayat Brasil sebagai hal pertama yang dilihat pengunjung internasional di Venesia tentu merupakan pernyataan politik yang penting; kehadiran mereka yang selama ini terlupakan dan terpinggirkan sebagai pilar pengetahuan kita yang terhubung dengan semesta.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Alia Swastika adalah kurator dan Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta. Dia menuliskan laporan ini dari Venesia. Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Venice Biennale 2024: Foreigners Everywhere".