Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Wamenkes: Kasus Obesitas Banyak Berasal dari Daerah Penyangga Jakarta

Wamenkes mengatakan penyangga Jakarta jadi penyumbang angka kasus obesitas nasional yang sedang naik drastis.

24 Juli 2023 | 23.42 WIB

Penderita obesitas Cipto Raharjo (45) tiba di RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa, 4 Juli 2023. Cipto Raharjo yang saat ini memiliki berat sekitar 200 kilogram tersebut dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan medis. ANTARA FOTO/Fauzan
Perbesar
Penderita obesitas Cipto Raharjo (45) tiba di RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa, 4 Juli 2023. Cipto Raharjo yang saat ini memiliki berat sekitar 200 kilogram tersebut dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan medis. ANTARA FOTO/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengatakam penduduk di kawasan penyangga ibu kota menjadi penyumbang angka kasus obesitas nasional yang sedang tumbuh secara drastis.    

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Ada peningkatan yang begitu drastis di masyarakat tentang obesitas. Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, seperti di Tangerang, Depok, Bogor, itu lebih tinggi dari Jakarta," kata Dante Saksono Harbuwono dalam Dialog FMB9 di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Senin, 24 uli 2023.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan itu diperoleh Dante berdasarkan hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menunjukkan peningkatan laju obesitas dari 15,3 persen pada 2013 menjadi 21,8 persen di 2018.  

Dikatakan Dante pendapatan masyarakat yang semakin meningkat memiliki pengaruh pada obesitas jika tidak diiringi dengan pengetahuan seputar konsumsi makanan yang tepat.

Dante mengajak masyarakat untuk menjadi smart eater dengan cara memilah secara cerdas ragam makanan yang akan dikonsumsi guna mencegah dampak buruk obesitas.  

"Yang diperlukan adalah mendidik masyarakat menjadi smart eater atau cerdas untuk makan. Jadi sebelum dia makan, sebelum beli makanan, dia baca dulu kalorinya berapa, sehingga bisa diperhitungkan dampaknya," kata Dante Saksono Harbuwono

Ia mengatakan, indeks masa tubuh pada anak dapat dihitung dengan rumus membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat) untuk mengetahui status gizi yang didapat.  

Fasilitas pelayanan kesehatan, seperti posyandu telah melengkapi susunan grafik pada buku sehat anak sebagai panduan status gizi.

"Kalau indeks masa tubuh dia lebih dari 25, disebut obesitas, kalau 25 sampai 30, dia obesitas 1, dan lebih dari 30 termasuk obesitas 2," katanya.

Sedangkan pada dewasa, kata Dante, hal terpenting adalah mengukur lingkar perut. Pada laki-laki tidak boleh lebih dari 90 sentimeter dan perempuan 80 sentimeter.

Lingkar perut berlebih, kata Dante, mengindikasikan timbunan lemak di lapisan jaringan usus yang berkontribusi pada penyakit kronis seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan sebagainya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus