Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu membuka wisata kuliner Kampung Jepang di Pantai Sakura, Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu Selatan sampai malam hari, khusus pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tujuan pembukaan wisata hingga malam hari ini agar tidak penumpukan wisatawan di satu waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kepulauan Seribu Puji Hastuti mengatakan ada wisatawan yang berangkat pada pagi atau siang hari. "Ini juga bisa meningkatkan perekonomian warga setempat," kata Puji Hastuti di Kepulauan Seribu, Selasa 9 November 2021 seperti dikutip dari Antara.
Pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu biasanya terjadi peningkatan jumlah kunjungan ke Pulau Untung Jawa, sehingga membuka Kampung Jepang sampai malam diharapkan dapat menambah opsi bagi calon wisatawan untuk mengatur waktu kunjungannya.
Menurut Puji, Pulau Untung Jawa dari segi aksesibilitas tergolong lebih mudah dijangkau serta memiliki biaya yang lebih murah dari kawasan pantai lain yang terdekat, misalnya di Tanjung Pasir Tangerang.
"Itu sebabnya Untung Jawa merupakan pulau yang paling tertinggi jumlah kunjungannya, baik itu setiap Sabtu atau Minggu. Nah, untuk mengurangi penumpukan atau kerumunan-kerumunan itu dalam masa pemulihan pasca-COVID ini, perlu diatur terkait dengan kunjungan wisata," kata Puji.
Wisata malam di Kampung Jepang diperkenalkan secara resmi oleh Bupati Kepulauan Seribu Junaedi saat puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Kabupaten Kepulauan Seribu pada Selasa malam.
Peresmian Kampung Jepang dilaksanakan pada malam hari untuk menunjukkan bahwa kawasan wisata itu nantinya juga akan dibuka pada malam hari.
"Jadi, wisatanya ini juga tidak hanya siang hari, tapi malam pun bisa. Nanti disiapkan lampu-lampu penerangannya agar bapak/ibu bisa menikmati keindahan yang ada di Pantai Sakura," ujar Junaedi.
Selain itu, Junaedi juga sedikit bercanda mengatakan bahwa acara malam hari adalah untuk para muda-mudi.
Hal itu sesuai dengan usia Kabupaten Kepulauan Seribu yang masih terbilang muda, yakni 20 tahun.
"Jadi, kalau masih remaja biasanya acara ulang tahunnya malam. Kalau pagi, siang, sore itu biasanya sudah manula yang ulang tahun," kata Junaedi.
Oleh karena masih muda, Junaedi ingin pariwisata di Kepulauan Seribu juga tidak hanya berhenti di sore hari, tapi bisa berlanjut sampai malam sehingga membangkitkan gairah perekonomian warga Kepulauan Seribu pada umumnya, khususnya warga Pulau Untung Jawa.
Sementara jam 21.00 WIB akan menjadi batas waktu kuliner malam di Kampung Jepang yang berlokasi di Pantai Sakura, Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu Selatan. Tapi nanti, jam tersebut juga akan menyesuaikan dengan aturan protokol kesehatan dari pemerintah pusat.
Adapun terkait menu makanannya, Suku Dinas Parekraf Kepulauan Seribu mengarahkan 20 pedagang di lokasi binaan Kampung Jepang agar membuat menu dengan nama-nama bernuansa Jepang.
"Menu-menu dengan nama Jepang, kayak Tempura, kayak Bento, ini akan kami arahkan ke sana khusus untuk di Pantai Sakura dan Kampung Jepang," kata Kepala Sudin Parekraf Kepulauan Seribu Puji Hastuti.
Adapun pembinaan cara pengolahannya, nantinya akan dilaksanakan oleh Tim CSR yang terlibat dalam pengembangan kawasan Kampung Jepang, seperti Pertamina Patra Niaga.