Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Ketua Yayasan Az Zikra, Khotib Kholil, mengatakan pengurus yayasan tidak terlibat dengan rencana pertemuan Khilafah Internasional di Sentul. Jika dalam undangan ditulis lokasi berada di gedung milik Az Zikra, itu sama sekali di luar pengetahuan pengurus yayasan.
Baca: Ini Kata Polisi Soal Ancaman Membubarkan Acara Khilafah di Sentul
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya sudah tegaskan kepada pihak panitia (pertemuan), agar urus dulu izin baru boleh gunakan tempat ini, tapi ternyata di undangan tertulis lokasi di Az Zikra,” kata Khotib, Selasa, 13 November 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Khotib, pada September lalu ia didatangi anggota Khilafatul Muslimin. Mereka ingin menyewa ballroom Az Zikra untuk menggelar pertemuan Kekhalifahan Islam se-Dunia pada 16-17 November 2018. “Sejak awal saya tegaskan, boleh saja, tapi dengan catatan urus dulu surat rekomendasi dari kepolisian. Itu salah satu syarat penyewaan gedung,” kata Khotib.
Khotib mengatakan, ia belum mengeluarkan izin untuk penggunaan gedung karena pihak penyelengara tidak bisa menunjukkan surat rekomendasi dari kepolisian. Karena itu, setelah polisi menegaskan tidak mengeluarkan izin, sudah pasti pengurus yayasan juga tidak memberikan izin. “Kami tidak melihat siapa orangnya dan apa kegiatannya, selama tidak bersifat politis, setiap orang boleh (meminjam gedung), asal ada izin resmi dari pihak kepolisian,” kata Khotib.
Khilafatul Muslimin berencana mengadakan pertemuan Kekhilafahan Islam se-Dunia di Sentul, Bogor. Acara yang bertemakan “Indonesia Titik Awal Kebangkitan Kekhilafahan Islam Dunia” akan menggelar dialog terbuka yang diikuti oleh perwakilan negara-negara dunia.
Baca: Alasan Polres Bogor Tak Beri Izin Pertemuan Khilafah di Sentul
Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Andy M. Dicky menegaskan tidak mengeluarkan izin untuk acara pertemuan khilafah sedunia itu. “Panitia sudah datang ke kami untuk meminta perizinan, namun setelah kami selidiki rupanya acara tersebut tidak layak untuk diselenggarakan, maka kami tidak memberikan izin,” kata Dicky.