
Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" setelah rentetan serangan rudal menyebabkan pemadaman listrik di berbagai wilayah Ukraina.
Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB melalui panggilan video bahwa "formula teror" Rusia telah memaksa "jutaan orang bermukim tanpa pasokan energi, tanpa pemanas, tanpa air" di tengah suhu di bawah nol derajat celsius.
Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh orang, kata pemerintah Ukraina.
Pembangkit listrik tenaga nuklir pun tidak berfungsi.
Baca juga:
- Serangan rudal di Polandia, ditembakkan Ukraina atau Rusia?
- 'Rudal buatan Rusia jatuh di Polandia', NATO sebut mungkin berasal dari Ukraina
- Para pengangkut jenazah di medan perang Ukraina
Tiga pembangkit listrik yang masih di bawah kendali Ukraina terputus dari jaringan. Adapun pembangkit listrik Zaporizhzhia - yang terbesar di Eropa - terpaksa kembali mengandalkan generator diesel untuk menyalakan sistem pendingin dan peralatan keselamatan utamanya.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyuarakan keprihatinan mendalam tentang pembangkit listrik Zaporizhzhia yang mengalami kerusakan akibat gempuran berulang kali.
Moldova, negara tetangga Ukraina, juga mengalami pemadaman listrik besar-besaran pada hari Rabu (23/11), tetapi tidak terkena dampak langsung.
Dengan tibanya musim dingin, Moskow telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Para pejabat Ukraina mengatakan serangan rudal Rusia terhadap pembangkit listrik telah menyebabkan kerusakan "kolosal" dan menyebabkan lebih dari setengah jaringan listrik negara itu perlu diperbaiki.

Pada Rabu (23/11) malam, Zelensky mengatakan situasi di Kyiv tetap "sangat sulit" dan upaya akan terus dilakukan sepanjang malam untuk memulihkan listrik.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan setidaknya 80% penduduk ibu kota tidak memiliki pasokan listrik atau air ledeng.
Tetapi Zelensky mengatakan beberapa kota lain yang terkena rudal Rusia berhasil memulihkan aliran listrik, termasuk Lviv, Odesa, dan Cherkasy.
'Pengecut dan tidak manusiawi'
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin "mempersenjatai musim dingin" untuk menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
"Setelah kewalahan di medan perang, Moskow sekarang mengadopsi strategi pengecut dan tidak manusiawi yang menghukum pria, wanita, dan anak-anak Ukraina," katanya.
Di wilayah Zaporizhzhia selatan, seorang bayi yang baru lahir meninggal dunia ketika sebuah rudal menghantam unit bersalin, kata layanan darurat.
Jenderal Valeriy Zaluzhniy - komandan angkatan bersenjata Ukraina - mengatakan 67 rudal jelajah diluncurkan oleh Moskow, namun pertahanan udara berhasil mencegat 51 di antaranya.
Rusia juga kembali mengerahkan drone penyerang, kata militer Ukraina.

Sebagian besar pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air milik Ukraina juga terpaksa ditutup, kata kementerian energi.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, tidak mengomentari serangan itu selama berkunjung ke ibu kota Armenia, Yerevan. Dia malah menyatakan bahwa "masa depan dan keberhasilan operasi khusus" - istilah Moskow untuk perangnya di Ukraina - "tidak diragukan lagi".
Moskow mengatakan bahwa menyerang jaringan listrik Ukraina dapat melemahkan kemampuan Kyiv untuk melawan sekaligus mendorong para pemimpinnya ke meja perundingan.
Kyiv meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, Zelensky mendesak PBB untuk berbuat lebih banyak untuk membantu Ukraina.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, men-tweet bahwa serangan Rusia terhadap infrastruktur sipil merupakan kejahatan perang, menyusul komentar serupa dari AS.
Sebelumnya Parlemen Eropa mengategorikan Rusia sebagai "negara sponsor terorisme" atas serangannya terhadap Ukraina.
Segera setelah resolusi parlemen disahkan, situs web parlemen di Strasbourg tidak bisa diakses. Para pejabat EU menyebutnya sebagai serangan oleh peretas "pro-Kremlin".
Pemadaman listrik di Moldova
Aliran listrik di lebih dari separuh wilayah Moldova padam, tulis wakil perdana menteri Andrei Spinu di Twitter. Dia mengatakan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina telah menyebabkan pemadaman besar-besaran.
Dalam beberapa jam, listrik pulih di sebagian besar ibu kota, Chisinau, tempat sepertiga dari seluruh penduduk Moldova bermukim.
Moldova juga mengalami pemadaman listrik yang luas akibat serangan di Ukraina pada 15 November, kata Spinu. Jaringan seluler juga sangat terpengaruh.
Analis kebijakan energi, Sergiu Tofilat, mengatakan bahwa ketika Moldova dan Ukraina terhubung ke jaringan Eropa pada bulan Maret, salah satu titik koneksi pada saluran listrik antara Moldova dan negara tetangga Rumania mati secara otomatis jika Ukraina terkena serangan. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk melindungi sistem: "Kami menyambung kembali begitu Ukraina telah meninjau kerusakannya."
Menanggapi pemadaman listrik, Presiden Moldova Maia Sandu mengatakan Rusia telah "meninggalkan Moldova dalam kegelapan".
"Perang Rusia di Ukraina membunuh orang, menghancurkan blok perumahan dan infrastruktur energi dengan rudal," tulisnya di Facebook. "Tetapi pasokan listrik dapat dipulihkan. Kami akan menyelesaikan masalah teknis dan kami akan menyalakan listrik kembali. Semua lembaga negara bekerja ke arah ini."