Aksi pembakaran logistik pemilu berupa surat dan kotak suara di tiga distrik di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, mengakibatkan proses distribusi logistik terkait Pemilu 2024 "menjadi terhambat", ujar Kapolda Papua.
Sekelompok orang dilaporkan telah membakar sejumlah kotak suara dan surat suara di tempat penyimpanannya di Distrik Kebo dan Distrik Yagai, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Senin (12/02).
Sehari sebelumnya, Minggu (11/02), aksi pembakaran logistik pemilu - yang ditempatkan di kantor distrik - juga dilakukan sekelompok orang di Distrik Baya Biru, Paniai.
Menurut polisi, tindakan itu diduga terkait kemarahan orang-orang yang kecewa karena lokasi pemungutan di lokasi tersebut dipindahkan ke Distrik Aradide.
Akibat dari aksi pembakaran itu membuat proses distribusi logistik ke Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, "menjadi terhambat", kata Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri kepada wartawan di Jayapura, Papua, Senin (12/02).
Sampai Selasa (13/02) pagi Waktu Indonesia Timur (WIT), surat suara belum didistribusikan ke distrik tersebut, katanya.
Untuk itulah, Polda Papua meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Paniai untuk memastikan apakah mereka bisa mendistribusikan logistik pemilu untuk proses pemungutan suara pada Rabu (14/02).
Mathius Fakhiri mengakui bahwa pihaknya telah membahas dengan KPU tentang daerah-daerah di Papua yang disebutnya "rawan konflik".
Dari pembahasan itulah, sambungnya, KPU kemudian mempertimbangkan untuk memindahkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke daerah yang lebih aman.
Polisi tambah pasukan ke Paniai
Polda Papua akan menambah jumlah anggotanya ke dua distrik di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, menyusul aksi pembakaran logistik pemilu di sana.
"Kami Polda Papua sudah perintahkan untuk segera mengirim perkuatan ke Paniai supaya tidak berulang," katanya.
Setelah peristiwa ini, Kapolda Papua mengingatkan aparat kepolisian di daerah rawan di Papua, yaitu di Puncak, Intan Jaya serta Nduga, agar "meningkatkan kewaspadaan".
Sebelumnya, Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur Felani kepada Detik.com mengatakan, situasi dan kondisi di Distrik Baya Biru saat ini "telah kondusif".
Walaupun demikian, aparat keamanan tetap melakukan penjagaan untuk mengantisipasi aksi-aksi serupa.
Baca juga:
- Pemilih muda, politik dinasti, dan potensi polarisasi - Hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang Pemilu 2024
- Tiga pasangan capres-cawapres akan bertarung dalam Pilpres 2024, apa saja visi dan misi mereka?
- Apa itu Salam 4 Jari dan mengapa menargetkan Prabowo-Gibran?
Video kasus pembongkaran kertas suara di Paniai
Sebuah video yang menayangkan aksi "pengrobekan, pembuangan dan pembakaran" logistik Pemilu 2024 di Paniai, Papua Tengah, telah beredar di media sosial, Senin (12/02).
Disebutkan logistik pemilu itu sedianya akan dibagikan di empat distrik, yaitu Distrik Kebo, Yagai, Muye dan Deiyai Miyo.
Dilaporkan terdengar suara-suara dari tayangan video yang menyebutkan bahwa mereka melakukan aksi itu karena ada formulir yang tidak disertakan di dalamnya.
Mereka mengeklaim surat C1 di dalam logistik pemilu itu "telah dibongkar".
BBC News Indonesia belum bisa mengklarifikasi kebenaran isi video itu, namun Komisi Pemilihan Umum (KPU) Paniai telah membenarkan adanya aksi pengrusakan logistik pemilu itu.
Seperti dilaporkan wartawan media Jubi, Yamoye Abeth, Ketua KPU Paniai, Sisilia Nawipa menegaskan, pihaknya telah berulangkali menyampaikan bahwa pada Pemilu 2024 "tak ada Formulir C1 KWK".
Menurutnya, pihaknya telah menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) bagi penyelenggara tingkat bawah, yakni PPD (Panitia Pemilihan Distrik), PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) sebanyak tiga kali.
"Yang ada di Pemilu 2024 adalah C-Hasil model Pleno, Berita Acara dan Sertifikat Hasil dan C-Salinan," ungkap Sisilia Nawipa saat ditemui di Kantor KPU Paniai, Selasa, (13/02).
"Sehingga kalau ada yang bilang Pemilu 2024 menggunakan Form C1 KWK maka itu memprovokasi situasi untuk menimbulkan konflik di Paniai," katanya.
"Sebab Pemilu 2024 tidak pakai C1 KWK hologram, yang dipakai adalah C-Hasil model Plano, Berita Acara dan Sertifikat Hasil dan C-Salinan," tambah Sisilia.Dia menolak tuduhan yang menyebutkan semua dokumen itu tidak ada dalam kotak suara. "Semua lengkap ada di kotak suara," tegasnya.
Terkait aksi pengrusakan itu, pihaknya menduga ada berbagai kelompok yang "memprovokasi". "Hal ini yang membuat masyarakat tidak tenang sehingga logistik dibakar, dirusak, dibuang dan lainnya," tandasnya.