Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Seorang mantan menteri Israel 'jadi mata-mata Iran'

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
File photo of Gonen Segev (18 June 2018) Reuters
Gonen Segev dituduh 'membantu musuh di saat perang,' dan melakukan kegiatan mata-mata.

Seorang mantan menteri Israel dituduh telah melakukan kegiatan mata-mata untuk seteru mereka, Iran.

Menurut Shin Bet, dinas keamanan dalam negeri Israel, Gonen Segev, seorang dokter yang menjabat menteri energi Israel pada 1990-an, diduga direkrut oleh intelijen Iran ketika tinggal di Nigeria.

Baca Juga:

Segev ditangkap saat melakukan kunjungan ke Guinea Ekuator Mei lalu, dan diekstradisi atas permintaan polisi Israel.

Segev yang berusia 62 tahun itu pernah dipenjara selama lima tahun pada tahun 2005 karena menyelundupkan obat-obatan dan memalsukan paspor diplomatik.

Israel juga mencabut izin praktek dokternya, tetapi ketika ia pindah ke Nigeria setelah dibebaskan dari penjara pada 2007, ia diizinkan bekerja sebagai dokter.

Baca Juga:

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Shin Bet, Senin (19/6) mengatakan Segev ditahan segera setelah tiba di Israel bulan lalu.

Dia ditanyai tentang informasi bahwa ia telah berhubungan dengan agen-agen intelijen Iran dan membantu kegiatan mereka melawan Israel.

Menurut Shin Bet, para penyelidik yang menginterogasinya menyimpulkan bahwa Segev telah melakukan kontak dengan pejabat kedutaan Iran di Nigeria pada tahun 2012 dan pernah mengunjungi Iran dua kali untuk bertemu dengan orang yang menanganinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Segev juga disebutkan telah bertemu dengan orang itu di negara lain dan diberi sistem komunikasi rahasia untuk mengirimi pesan berkode kepada mereka.

Shin Bet menuduh bahwa kepada Iran ia telah memberikan informasi yang berkaitan dengan sektor energi, situs keamanan di Israel, dan pejabat di lembaga politik dan keamanan. Ia juga menghubungkan orang Iran yang menanganinya dengan sejumlah orang Israel yang terlibat dalam sektor keamanan dengan memperkenalkan mereka sebagai pengusaha.

Dalam pengadilan di Yerusalem, akhir pekan lalu, Negev didakwa telah "membantu musuh selama masa perang dan melakukan spionase terhadap Negara Israel". Ia juga didakwa melakukan beberapa pelanggaran pidana terkait "menyerahkan informasi kepada musuh".

Pengacara Segev menekankan bahwa dakwaan penuh "gambaran yang berbeda dari pernyataan Shin Bet", media Israel melaporkan.

Sejak Revolusi Islam pada 1979, ketika para tokoh garis keras agama berkuasa, para pemimpin Iran menyerukan pemusnahan Israel. Iran menolak hak Israel untuk ada, dan menganggapnya sebagai penjajah tak sah di tanah orang Islam.

Israel menganggap Iran sebagai ancaman terhadap keberadaannya dan selalu mengatakan Iran tidak boleh mendapatkan senjata nuklir. Para pemimpinnya khawatir dengan ekspansi Iran di Timur Tengah.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada