Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Bagaimana kecelakaan lalu lintas melumpuhkan kota dengan 18 juta penduduk

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Protesting students in Dhaka AFP
Anak-anak sekolah itu tidak memperdulikan seruan untuk pulang dan kembali belajar.

Selama lebih dari seminggu, Bangladesh dicekam unjuk rasa massal yang dipicu oleh kematian dua bocah dalam suatu kecelakaan lalu lintas.

Para demonstran, sebagian besar anak muda, menuntut agar pemerintah mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan keselamatan di jalanan.

Baca Juga:

Gerakan ini berkembang menjadi pelik, dan telah terjadi berbagai kekerasan di jalan-jalan ibukota, Dhaka, yang dihuni oleh 18 juta orang.

Inilah runutan peristiwa yang pelik itu.

Apa yang memicu protes pertama?

Pada 29 Juli, dua siswa di Dhaka - seorang laki-laki dan seorang perempuan - dilindas hingga tewas oleh sebuah bus yang melaju kencang. Sopir diduga kehilangan kendali atas kendaraan saat menyalip bus lain untuk berebut penumpang.

Baca Juga:

Kecelakaan itu bisa saja berlalu begitu saja sebagai kejadian sehari-hari di kota dengan lalu lintas sangat berbahaya di negara di mana lebih dari 4.000 pejalan kaki tewas dalam kecelakaan lalu lintas tahun lalu.

Namun ternyata tidak. Kecelakaan itu justru memicu kemarahan luas di media sosial dan kemudian menyebabkan gelombang demonstrasi anak-anak sekolah.

Protesting students in Dhaka EPA
Para pengunjuk rasa memblokade jalan-jalan dan persimpangan.

Puluhan ribu murid sekolah turun ke jalan-jalan di Dhaka, memblokir jalan dan persimpangan, yang menyebabkan kelumpuhan kota.

Para pengunjuk rasa menghentikan truk, bus dan mobil, memeriksa SIM pengemudi dan mengecek apakah kendaraan berada dalam kondisi layak jalan.

"Yang kami inginkan adalah lenyapnya korupsi, dan bahwa SIM tak lagi dibagikan seperti permen," kata seorang remaja berusia 17 tahun kepada BBC.

Bagaimana jadi mengarah pada kekerasan?

Unjuk rasa yang jarang terjadi di Bangladesh itu berlanjut berhari-hari dengan ribuan murid dan mahasiswa yang praktis melumpuhkan ibukota negeri. Jalur-jalur bus di dalam kota dan yang menuju atau berangkat dari Dhaka dibatalkan.

Saat menangani pengunjuk rasa Sabtu lalu, polisi dilaporkan menggunakan gas air mata dan peluru karet, melukai puluhan remaja - meskipun pihak berwenang menyangkal hal ini.

Terjadi pula bentrokan antara demonstran dan kelompok pro-pemerintah, yang disebutkan merupakan anggota Liga Chhatra Bangladesh (BCL), organisasi mahasiswa yang terkait dengan partai Liga Awami yang berkuasa.

A woman cries after clashes with police during a student protest in Dhaka on August 5, 2018 NurPhoto/Getty Images
Sejumlah kekerasan dituduhkan pada para anggota Liga Chhatra Bangladesh (BCL), organisasi mahasiswa yang terkait dengan partai Liga Awami yang berkuasa.

BCL juga dituduh terlibat dalam serangan terhadap wartawan - termasuk tindakan menghancurkan ponsel dan kamera - yang oleh koran Daily Star disebut sebagai "pelanggaran kebebasan pers yang sangat tercela."

Di tengah situasi kekerasan pada Sabtu malam lalu, sejumlah orang bersenjata menyerang konvoi kendaraan yang membawa duta besar AS.

Pada hari Minggu (5/8), aktivis HAM yang juga fotografer terkenal Shahidul Alam ditahan akibat unggahannya di Facebook tentang unjuk rasa itu. Ia ditahan beberapa jam setelah wawancara televisi dengan Al Jazeera, yang di dalamnya ia mengkritik keras cara pemerintah dalam menangani demonstrasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami menginterogasi dia karena memberikan informasi palsu ke berbagai media dan karena pernyataan-pernyataan provokatif yang diucapkannya," kata seorang perwira polisi Moshiur Rahman kepada AFP.

Bagaimana para siswa menggalang diri?

Dengan gerakan protes yang hampir seluruhnya didorong anak-anak muda, tidak mengherankan bahwa media sosial memainkan peran kunci, baik dalam menyebarkan berita awal tentang tewas tertabraknya dua siswa, maupun dalam menggalang demonstrasi.

https://twitter.com/sifat70/status/1026160890779844608

Para pengguna medsos terguncang atas reaksi keras pemerintah tetapi bersikeras bahwa mereka akan terus turun ke jalan,

Para aktivis juga berbondong-bondong ke media sosial untuk menggalang peliputan media lokal dan internasional.

https://twitter.com/saarahmaaria/status/1026386097721335808


Apa tanggapan sejauh ini?

Pemerintah menjanjikan untuk melakukan reformasi terkait keselamatan di jalan raya. Senin (6/8) ini kabinet menyepakati Undang-Undang Angkutan Jalan Raya yang baru yang sejak lama tertunda.

Namun para pejabat menegaskan bahwa mereka menginginkan agar unjuk rasa protes yang mempermalukan pemerintah Sheikh Hasina itu untuk segera berakhir.

Dhaka police EPA
Terjadi berbagai aksi bentrokan kekerasan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Pemerintah memblokir layanan internet 3G dan 4G sepanjang Sabtu malam - sehingga menghalangi upaya para pengunjuk rasa untuk melakukan penggalangan dan berbagi informasi atas aksi mereka.

Hari Minggu kemarin, PM Hasina menyerukan para siswa untuk pulang.

Partai Liga Awami yang dipimpinnya juga membela tindakan para aktivis partai yang dituduh melakukan kekerasan. "Apakah kita akan mencium mereka jika mereka merangsek ke kantor Liga Awami?" kata sekretaris jenderal mereka, Obaidul Quader.

https://twitter.com/usembassydhaka/status/1026033802466873344

Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB, mengungkapkan kecemasan atas keselamatan anak-anak muda yang terperangkap dalam aksi protes.

"Kami sangat prihatin dengan laporan-laporan kekerasan, dan meminta semua pihak untuk tenang," kata koordinator PBB di Bangladesh Mia Seppo.

Kedutaan AS di Bangladesh juga mengkritik tindakan polisi terhadap para pengunjuk rasa melalui pernyataan keras mereka.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada