Tanah longsor di Filipina telah menewaskan 21 orang dan lusinan lainnya hilang, dan terdengar suara permintaan tolong dari bawah reruntuhan, kata polisi.
Kasus tanah longsor pada Kamis yang menimpa dua desa di kota Naga di Provinsi Cebu.
Hal ini terjadi tidak lama setelah kawasan utara Filipina dihantam topan yang telah menewaskan lebih dari 80 orang.
Topan Mangkhut tidak secara langsung melanda provinsi Cebu, tetapi menyebabkan hujan badai yang lebat, sehingga meningkatkan risiko tanah longsor di kawasan itu.
'Seperti gempa bumi'
Tanah longsor Cebu terjadi di kawasan lereng bukit yang bagian bawahnya didiami warga.
"Mirip gempa bumi dan ada suara menggelegar," kata seorang warga setempat, Cristita Villarba, kepada kantor berita AP.
"Kami kemudian menyelamatkan diri," ungkapnya seraya menambahkan bahwa suami dan anak-anak semuanya selamat dari bencana.
"Banyak tetangga kami meraung-raung dan berteriak minta tolong. Beberapa orang berusaha membantu meteka, tetapi terlalu banyak longsoran tanah yang menimbun rumah-rumah, termasuk rumah saudara saya," katanya.
Menurut media setempat, lebih dari 600 keluarga dari wilayah Naga kemudian memilih pindah di lokasi pengungungsian pada Kamis malam.
Pesan dari bawah reruntuhan
Sejumlah media lokal mengutip pimpinan kepolisian setempat, Inspektur Kepala Polisi, Roderick Gonzales, yang mengatakan bahwa beberapa orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah yang terkubur tanah.
"Ada tanda-tanda kehidupan. Beberapa dari mereka berhasil mengirim pesan teks," katanya seperti menaruh harapan bahwa masih banyak mereka masih terperangkap di antara puing-puing.
Lebih dari 20 bangunan rumah yang tertimpa longsoran tanah itu terletak di pinggiran kota Naga.
Rumah-rumah itu terletak di dekat bekas tambang batu kapur yang mengakibatkan perbukitan di atas desa itu menjadi rentan tertimpa longsoran.
Menurut media setempat, pemerintah sebelumnya telah mengidentifikasi kawasan itu masuk kategori rawan longsor.
Filipina sejauh ini masih belum pulih dari kerusakan akibat hantaman topan - badai terkuat di dunia pada tahun ini - yang telah menewaskan sedikitnya 88 orang.
Awal pekan ini, kota pertambangan di provinsi Benguet juga terdampak akibat tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 32 orang.