Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Presiden Duterte mengaku ketika remaja pernah menikam orang sampai mati

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Filipina, Duterte EPA
Walau kerap mengeluarkan komentar kontroversial, Presiden Duterte tetap populer di kalangan sebagian warga Filipina.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ketika masih remaja dia pernah menikam orang sampai mati dalam pidatonya tentang kebijakan kerasnya atas pemberantasan penyelundup dan pengedar narkoba.

Dia menyampaikan hal tersebut di hadapan komunitas Filipina di kota Danang, Vietnam, menjelang pertemuan APEC.

Baca Juga:

"Ketika saya masih remaja, saya ke luar masuk penjara. Saya bertengkar di sini, bertengkar di sana," kata Duterte, yang memberi izin kepada polisi untuk menembak mati para tersangka pengedar narkoba.

Sejak berkuasa 16 bulan lalu, kepolisian Filipina mengatakan sudah menewaskan sekitar 4.000 orang dalam upaya memberantas peredaran narkoba.

Bukan pertama kalinya Presiden Duterte mengaku pernah membunuh orang. Akhir tahun lalu dia mengukuhkan kepada BBC membunuh tiga orang dengan tangannya sendiri saat menjabat sebagai wali kota Davao.

Duterte, Filipina AFP
Kepolisian Filipina mengatakan sejak Presiden Duterte berkuasa, sekitar 4.000 tewas ditembak mati.

Baca Juga:

Kali ini di Danang, pengakuannya ketika dia masih remaja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada usia 16 tahun, saya sudah membunuh seseorang. Orang beneran, pertengkaran, penikaman. Saya baru 16 tahun. Berapa banyak lagi sekarang, karena saya presiden," tambahnya seperti dikutip kantor berita AFP.

Filipina, Duterte Reuters
Presiden Duterte dikecam di dalam dan juga di luar negeri karena kebijakan kerasnya dalam upaya memberantas peredaran narkoba.

Dia juga mengulang ancamannya akan menampar Agnes Callamard -pelapor khusus untuk pembunuhan tanpa hukum- jika menyelidiki tentang jumlah korban jiwa yang meningkat dalam perang melawan narkoba di Filipina.

"Apa yang sudah kau lakukan sepanjang waktu? Kenapa kau terlalu terpukau dengan narkoba?" kata Duterte di hadapan warga Filipina di Danang, Kamis (09/10).

Walau kerap mengeluarkan komentar yang kontroversial, para wartawan melaporkan pria berusia 72 tahun itu tetap populer di sejumlah warga Filipina, yang yakin bahwa dia membuat masyarakat lebih aman.

Namun kebijakan 'tembak mati' atas tersangka pengedar narkoba dikritik keras oleh para pegiat hak asasi di Filipina maupun komunitas internasional.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada