Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Amerika Serikat 'terburu-buru alihkan teknologi nuklir ke Arab Saudi'

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Amerika Serikat berusaha mempercepat transfer teknologi pembangkit tenaga nuklir peka ke Arab Saudi, demikian isi laporan baru Kongres.

Panel DPR pimpinan Demokrat itu meluncurkan penyelidikan terkait kekhawatiran sehubungan dengan rencana Gedung Putih untuk membangun pembangkit nuklir di kerajaan tersebut.

Baca Juga:

Sejumlah pembocor informasi mengatakan kepada panel bahwa hal ini dapat merusak kestabilan di Timur Tengah karena kemungkinan akan mendorong terjadinya perlombaan senjata nuklir.

Perusahaan-perusahaan yang terkait dengan presiden dilaporkan mendesak segera dilakukannya transfer tersebut.

Laporan Komite Kelalaian DPR AS mencatat bahwa penyelidikan tentang masalah ini "terutama penting karena usaha pemerintah untuk mentransfer teknologi nuklir peka AS ke Arab Saudi sepertinya terus berlangsung".

Baca Juga:

Presiden Donald Trump bertemu para pengembang pembangkit tenaga nuklir di Gedung Putih pada tanggal 12 Februari untuk merundingkan pembangunan pembangkit di Timur Tengah, termasuk di Arab Saudi.

Perlombaan senjata

Menantu Trump yang juga penasihat Gedung Putih, Jared Kushner, akan mengunjungi Timur Tengah bulan ini untuk merundingkan sisi ekonomi dari rencana perdamaian pemerintahan Trump.

Anggota DPR mengecam rencana tersebut karena akan melanggar hukum AS yang menentang transfer teknologi nuklir yang dapat dipakai untuk mendukung program senjata nuklir.

Mereka juga meyakini bahwa memberikan Arab Saudi akses ke teknologi nuklir akan memicu perlombaan senjata berbahaya di kawasan yang bergolak.

Kekhawatiran terkait dengan Iran yang mengembangkan teknologi nuklir juga menjadi perhatian, kata media AS.

Perundingan sebelumnya tentang teknologi nuklir AS berakhir karena Arab Saudi menolak menyepakati langkah pengamanan agar teknologi tersebut tidak digunakan sebagai senjata, tetapi pemerintah Trump kemungkinan memandang pengamanan tersebut bukan suatu hal yang wajib dilakukan, kat ProPublica.

Penasehat Jared Kushner mengawasi di samping anggota delegasi Saudi pada pertemuan Presiden Trump dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Getty Images
Penasehat Jared Kushner mengawasi di samping anggota delegasi Saudi pada pertemuan Presiden Trump dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Apa isi laporan?

Laporan DPR didasarkan keterangan pembocor informasi dan sejumlah dokumen yang memperlihatkan komunikasi antara pejabat pemerintah Trump dan sejumlah perusahaan pembangkit nuklir.

Disebutkan bahwa "di dalam AS, kepentingan komersial swasta yang kuat semakin menekan dilakukannya transfer teknologi nuklir peka ke Arab Saudi".

Perusahaan swasta ini dapat "mengantongi miliar dolar lewat sejumlah kontrak pembangunan dan pengoperasian fasilitas nuklir di Arab Saudi".

Trump dilaporkan "terlibat langsung dengan usaha ini".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gedung Putih masih belum mengomentari laporan tersebut.

Laporan tersebut memasukkan urut-urutan kejadian dan nama pejabat pemerintah yang terlibat dalam hal ini, termasuk Menteri Energi Rick Perry, Kushner, pimpinan dewan pengangkatan Trump, Tom Barrack dan mantan Penasehat Keamanan Nasional, Michael Flynn.

Flynn dinyatakan bersalah karena berbohong terkait dengan hubungan Rusia oleh penasehat khusus Robert Mueller sebagai bagian dari penyelidikan dugaan campur tangan Rusia pada pemilihan presiden 2016.

Perusahaan yang disebut dalam laporan adalah:

  • IP3 International, perusahaan swasta di bawah pimpinan mantan pejabat militer dan keamanan yang mengorganisir sekelompok perusahaan AS untuk membangun "puluhan pembangkit nuklir" di Arab Saudi
  • ACU Strategic Partners, konsultan pembangkit nuklir yang dipimpin warga Inggris-Amerika Alex Copson
  • Colony NorthStar, perusahaan investasi property Barrack
  • Flynn Intel Group, perusahaan konsultan dan lobi yang didirikan Michael Flynn
Michael Flynn Reuters
Mantan Penasehat Keamanan Nasional Michael Flynn sangat terlibat dalam rencana nuklir, kata laporan tersebut.

Laporan tersebut menyatakan Flynn memutuskan untuk mengembangkan inisiatif nuklir IP3 dan Marshall Plan Timur Tengah saat pengalihan jabatan dan ketika dia masih menjadi penasehat perusahaan.

Pada bulan Januari 2017, staf Dewan Keamanan Nasional mulai menyampaikan kekhawatiran bahwa berbagai rencana ini tidak patut dan kemungkinan ilegal, dan bahwa Flynn kemungkinan memiliki konflik kepentingan.

Tetapi setelah pemberhentian Flynn, IP3 terus didorong sebagai Rencana Timur Tengah yang disampaikan ke Trump.

Menurut laporan itu, seorang pejabat senior mengatakan usulan itu adalah "sebuah skema agar para jenderal mendapatkan uang".

Para pembocor informasi menggambarkan lingkungan kerja Gedung Putih "diwarnai kekacauan, penyelewengan fungsi dan saling menyerang dari belakang".

Apa yang terjadi selanjutnya?

Laporan itu menyatakan sebuah penyelidikan akan menentukan apakah pemerintah bertindak "untuk kepentingan nasional Amerika Serikat atau lebih untuk melayani pihak-pihak yang akan mendapatkan keuntungan keuangan" dari perubahan kebijakan ini.

Konflik kepentingan di antara para penasehat Gedung Puith kemungkinan melanggar hukum federal dan laporan tersebut mencatat terdapat kekhawatiran dua kelompok terkait akses pada teknologi nuklir.

Komite kelalaian sedang berusaha mendapatkan wawancara dengan sejumlah perusahaan, "tokoh kunci" yang mengedepankan rencana ini ke Gedung Putih, di samping Kementerian Perdagangan, Energi, Pertahanan, Luar Negeri, Keuangan, Gedung Putih dan CIA.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada