Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Penembakan masjid, PM Selandia Baru: 'Saya tak akan pernah sebut namanya, dia teroris'

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern bersumpah tidak akan pernah menyebut nama pria bersenjata yang melakukan serangan di masjid di Kota Christchurch.

"Dia mencari banyak hal dari tindakan terornya, termasuk agar menjadi terkenal - itulah sebabnya Anda tidak akan pernah mendengar saya menyebutkan namanya," kata Ardern dalam pidato penuh emosional di gedung parlemen Selandia Baru.

Baca Juga:

Penembakan pada Jumat lalu (15/03) di dua masjid di Kota Christchurch telah menewaskan 50 orang, termasuk seorang warga Indonesia, dan puluhan lainnya terluka.

Warga Australia, Brenton Tarrant, yang berusia 28 tahun, yang menyebut dirinya sebagai penganut supremasi kulit putih, didakwa sebagai pelaku penembakan.

Di hadapan anggota parlemen Selandia Baru, Ardern berkata, "Saya mohon, ucapkan nama-nama mereka yang meninggal ketimbang nama pelakunya.

Baca Juga:

"Dia adalah teroris. Dia adalah pelaku kriminal. Dia adalah ekstremis. Tetapi ketika menyangkut dirinya, ketika harus menyebutnya, saya tak akan menyebut namanya."

Jacinda Ardern Getty Images
Perdana Menteri Ardern juga bertemu perwakilan komunitas Muslim di gedung parlemen.

"Assalamualaikum"

Dalam pertemuan khusus dengan parlemen pada Selasa (19/03), Ardern memulai dengan "Assalamualaikum".

Dia kemudian meminta platform media sosial untuk berbuat lebih banyak dalam memerangi teror, setelah pelaku serangan di Christchurch menyiarkan langsung serangannya di Facebook.

"Kami tidak bisa hanya duduk dan menerima bahwa platform ini ada dan bahwa apa yang dikatakan mereka bukanlah tanggung jawab yang menerbitkannya," katanya.

Facebook mengatakan pada Selasa (19/03) bahwa video itu ditonton kurang dari 200 kali selama siaran langsung, dan totalnya sekitar 4.000 kali sebelum akhirnya dihapus.

Perusahaan media sosial itu mengatakan telah menghapus lebih dari 1,5 juta salinan video dalam 24 jam pertama setelah kejadian, 1,2 juta di antaranya diblokir saat diunggah.

Pemakaman tertunda

Lilik Abdul Hamid, warga Indonesia yang meninggal dalam penembakan di Christchurch. BBC
Lilik Abdul Hamid, warga Indonesia yang meninggal dalam penembakan di Christchurch.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ardern meyakinkan anggota parlemen bahwa terduga pelaku penyerangan akan "menghadapi ancaman hukuman yang berat".

Dia mendorong warga Selandia Baru untuk menunjukkan solidaritas kepada komunitas Muslim pada Jumat ini - saat salat Jumat yang sekaligus menandai sepekan sejak penembakan.

Keluarga belum dapat memakamkan jenazah sesegera mungkin karena proses identifikasi dan dokumentasi forensik. Sejauh ini belum ada daftar jenazah yang dirilis kepada keluarga.

Jenazah sejumlah korban telah dimandikan dan disiapkan sesuai tradisi Islam Selasa (19/03) ini, dengan bantuan relawan yang diterbangkan dari luar negeri.

Layanan imigrasi Selandia Baru mengatakan sedang memproses visa bagi keluarga para korban yang ingin datang dari luar negeri untuk menghadiri pemakaman.

Di antara 50 orang yang terbunuh dalam serangan di dua masjid selama salat Jumat adalah para migran Muslim, pengungsi dan penduduk dari negara-negara termasuk Indonesia, Pakistan, Bangladesh, India, Turki, Kuwait, dan Somalia.

Warga Indonesia yang meninggal adalah Lilik Abdul Hamid, 58 tahun, yang bekerja sebagai teknisi di Air New Zealand. Lilik juga ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Christchurch.

Pada hari Senin (18/03), Ardern mengumumkan bahwa undang-undang penggunaan senjata api akan diperketat, dengan menyatakan bahwa rinciannya akan disampaikan dalam beberapa hari ke depan.

Polisi Selandia Baru mengatakan bahwa pembunuhnya menggunakan senjata serbu militer yang sudah dimodifikasi sehingga dampaknya lebih mematikan.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada