Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Serangan di Sri Lanka: Siapakah National Thowheed Jamath?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
sri lanka Getty Images
Seorang perempuan Sri Lanka berdoa dekat Gereja St Anthony di Kolombo, Sri Lanka, yang merupakan lokasi pengeboman pada Minggu (21/04).

Rangkaian serangan di Sri Lanka yang menyasar sejumlah gereja dan hotel sehingga menewaskan 321 orang dan mencederai ratusan orang lainnya menyisakan pertanyaan tentang pihak yang berada di balik peristiwa ini.

Pada Selasa (23/04), kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS mengklaim anggota milisi mereka telah "menargetkan sejumlah warga negara anggota aliansi perang salib (koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat) dan umat Kristen di Sri Lanka".

Baca Juga:

Klaim ISIS melalui portal media Amaq ditanggapi Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

"Kami, khususnya aparat keamanan, memandang ada keterkaitan asing dan beberapa bukti menunjukkannya. Jadi jika ISIS mengklaimnya, kami akan menindaklanjuti klaim ini," sebutnya.

Sebelum ISIS melontarkan klaim, Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene, menuding kelompok National Thowheed Jamath (NTJ) sebagai biang keladi rangkaian serangan tersebut.

Baca Juga:

Akan tetapi, berbeda dengan ISIS, NTJ tidak mengakuinya. Bahkan, sebelum tudingan diarahkan, sedikit informasi yang beredar tentang kelompok itu.

Menarik kemudian diketahui, siapakah NTJ?

Asal-usul

Hingga Senin (22/04), ketika juru bicara pemerintah Sri Lanka menyebut NTJ, jarang ada orang yang pernah mendengarnya.

Kelompok ini diyakini merupakan pecahan dari kelompok radikal lainnya, yaitu Sri Lanka Thowheed Jamath (SLTJ).

SLTJ pernah menjadi sorotan ketika sekretarisnya, Abdul Razik, ditahan pada 2016 karena menyulut kebencian terhadap umat Buddha. Dia belakangan mengeluarkan permohonan maaf.

Beberapa laporan juga mengaitkan NTJ dengan aksi vandalisme terhadap kuil-kuil Buddha di Mawanella, Sri Lanka bagian tengah, pada Desember 2018 lalu. Dalam peristiwa itu wajah sejumlah patung Buddha yang ditampilkan di bagian luar kuil dirusak.

NTJ sendiri adalah kelompok ekstremis di dalam kalangan minoritas Islam. Jumlah umat Muslim di Sri Lanka sebanyak 9,7% dari 21 juta penduduk.

Keberadaan NTJ di media sosial juga jarang terlihat. Meski punya laman Facebook, kelompok itu memutakhirkannya setiap beberapa pekan sekali. Terakhir kali NTJ merilis cuitan di Twitter adalah pada Maret 2018.

Laman NTJ pun tidak aktif—walau belum jelas apakah laman itu dinonaktifkan sebelum atau setelah serangan pada Minggu (21/04).

Rajitha Senaratne Getty Images
Juru bicara pemerintah Sri Lanka, Rajitha Senaratne.

Keterkaitan dengan rangkaian serangan

Juru bicara pemerintah, Rajitha Senaratne, mengatakan kepada para wartawan di Kolombo bahwa sebelumnya ada "beberapa peringatakan dari intelijen asing mengenai serangan dalam waktu dekat".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini bukan satu-satunya klaim bahwa aparat pemerintah telah mendapat peringatan.

Menteri Telekomunikasi, Harin Fernando, mencuit sebuah dokumen yang dilaporkan dikirim ke kepala kepolisian Sri Lanka awal bulan ini.

Dokumen itu secara eksplisit menyebut NTJ sekaligus peringatan bahwa kelompok itu berencana menyerang gereja-gereja dan perwakilan pemerintah India.

Dokumen tersebut mencantumkan nama Mohamed Zahran sebagai pemimpin NTJ.

https://twitter.com/fernandoharin/status/1119999431909228544

Alan Keenan, selaku direktur lembaga kajian International Crisis Group, mengatakan kepada BBC 5Live bahwa NTJ "kelihatannya merupakan kelompok yang sama" dengan pelaku vandalisme di Mawanella.

Dia menambahkan, "Kepolisian pada akhirnya menahan sekelompok pemuda yang mengaku murid seorang pengajar agama yang namanya tercantum dalam dokumen intelijen yang keluar kemarin (Minggu )."

Namun, mengingat kecilnya kelompok NTJ, para pejabat menduga mereka tidak beraksi sendirian.

"Menurut kami, organisasi kecil tidak mampu melakukan semuanya," kata juru bicara pemerintah, Rajitha Senaratne.

"Kami kini menyelidiki sokongan internasional untuk mereka dan kaitan mereka lainnya, bagaimana mereka menghasilkan pengebom bunuh diri di sini, dan bagaimana mereka memproduksi bom seperti ini."

Meski tidak menyebut nama NTJ secara blak-blakan, kantor kepresidenan Sri Lanka menguatkan keyakinan bahwa kelompok manapun yang berada di balik serangan, telah mendapat bantuan dari mancanegara.

"Dinas intelijen telah melaporkan ada kelompok-kelompok teror internasional yang berada di balik teroris-teroris lokal," sebut pernyataan dari Presiden Maithripala Sirisena.

"Kami akan meminta bantuan internasional untuk memerangi mereka."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada