Perempuan di Filipina melawan ejekan terkait berbagai bentuk tubuh mereka dengan melakukan foto bersama dan menjawab sejumlah komentar negatif.
"Cantik ... namun tato bisa disembunyikan? Inilah salah satu komentar yang sering diterima sejumlah mahasiswi di Filipina. Mereka pun lantas menjawabnya.
Lara Owen, wartawan isu perempuan BBC merangkum keluhan para mahasiswi di Filipina dan foto yang mengangkat "keindahan vitiligo".
'Gandang Pilipina' or 'Filipina yang Cantik' adalah kampanye di media sosial yang merayakan aneka bentuk gaya tubuh serta menyebutnya sebagai cantik. Kampanye ini pertama kali dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Filipina di Manila.
Video pertama mereka bulan ini berisi sejumlah perempuan yang mengikuti foto bersama.
- Bagaimana kencan online memengaruhi standar kecantikan kita
- Nenek umur 91 tahun menangi kontes kecantikan
- Kehebohan gara-gara swafoto bersama ratu kecantikan Irak dan Israel
Disertakan teks komentar-komentar yang diterima oleh perempuan, seperti "coba saja krim pemutih" dan "kamu terlihat seperti sapu lidi".
Di akhir video mereka menerima tubuh mereka apa adanya dan menyebutkannya sebagai kecantikan yang sejati.
Shebana Alqaseer, perempuan berusia 26 tahun yang ikut kampanye di media sosial mengatakan adalah lumrah orang memperhatikan tubuh perempuan dan kemudian berkomentar.
"Ketika Anda pulang liburan misalnya, hampir dapat dipastikan tetangga atau keluarga akan bilang Anda terlihat lebih gemuk," katanya.
Dengan kampanye ini ia berharap publik bisa menerima pesan bahwa ia dan kawan-kawannya "tidak ditentukan oleh tubuh yang mereka miliki".
Camille Cabatu, yang juga ambil bagian dalam kampanye ini, mengatakan dirinya sadar bahwa buah dadanya rata.
"Media sosial sangat mempengaruhi kita semua, terutama anak-anak muda, ketika mendefinisikan makna cantik. Tak mudah menampilkan kelemahan fisik, tapi yang ingin kami lakukan adalah mendobrak standar kecantikan," katanya.
Alqaseer mengatakan ia menginisiasi proyek ini karena seksisme dan misogini (kebencian terhadap perempuan) makin parah di Filipina, terutama di bawah Presiden Rodrigo Duterte.
"Ia bercanda tentang perkosaan dan penampakan fisik para politisi perempuan senior," kata Alqaseer.
"Kami ingin budaya seperti ini diakhiri ... kami ingin mengubah pola pikir."
Alqaseer menerima respons yang positif dan beberapa perempuan sekarang mengunggah kisah dan video mereka di media sosial, termasuk dari seorang profesor.
Ia mengatakan, "Saya Sylvia Estrada Claudio, kutu buku yang pendek dan gemuk. Tapi ini juga Filipina yang cantik."
Tapi mereka juga menerima komentar negatif.
"Mengapa kamu memasukkan 'Morena' di video ini?" katanya. Morena adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang dengan kulit legam.
Yang lain mengomentari transgender, dengan mengatakan, "Mengapa ada orang gay di sini?"
Menampilkan vitiligo
Nadirah Zakariya adalah fotografer Malaysia yang mulai mengidap vitiligo saat berusia 17 tahun, kondisi yang membuat kulit pada bagian tubuh tertentu kehilangan warnanya.
Sekitar 1% penduduk dunia mengalami kondisi ini.
- Kasus pembunuhan ratu kecantikan anak-anak yang tak terungkap selama 20 tahun
- Tak terima 'disuruh diet,' ratu kecantikan Inggris kembalikan gelar
- Remaja Muslim tampil dengan jilbab di kontes ratu kecantikan AS
Sekarang ia berusia 34 tahun dan memanfaatkan medium foto untuk mengirim pesan bahwa vitiligo adalah cantik.
Namun ini bukan perjalanan yang mudah.
"Awalnya saya beranggapan bercak yang ada di telinga akibat paparan sinar matahari," ungkapnya.
Orang tuanya membawanya ke spesialis obat-obatan Cina. Ia diberi obat herbal dan diminta untuk pantang sejumlah makanan tertentu.
Ia sedih karena tak dibolehkan mengkonsumi makanan yang pedas.
"Saya tak pernah menganggapnya sebagai sakit yang serius karena saya memang tidak merasakan sakit," kata Nadirah.
Ketika pindah ke New York untuk belajar fotografi, vitiligo di tubuhnya makin banyak, yang membuatnya harus memakai pakaian berlengan panjang atau menutupinya dengan berdandan.
Tapi seiring dengan bertambahnya usia, ia makin terbuka dan bahkan mengunggah foto diri dengan menonjolkan vitiligo ini ke media sosial.
Pada 2018, foto dan kisahnya dimuat di majalah Vogue Italia dan sejumlah penerbitan internasional. Ia juga menggelar beberapa pameran.
Nadirah sudah kembali ke Malaysia dan secara reguler memberikan pelatihan. Respons publik berubah dan sekarang ia tak lagi menutupi bercak-bercak di badannya,
"Dulu, orang mengatakan saya terkena kutukan atau saya punya bercak karena makanan yang saya konsumsi," katanya.
Sekarang pesan yang ia terima adalah vitiligo juga cantik.