Topan Hagibis mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sebagian besar wilayah Jepang.
Hagibis, yang berarti "kecepatan" dalam bahasa Filipina, adalah topan terburuk yang menerjang Jepang dalam 60 tahun terakhir.
Topan itu menerjang Semenanjung Izu, yang terletak di barat daya Tokyo, pada Sabtu (12/10) malam, kemudian bergerang ke pesisir timur pulau utama Jepang.
Angin kencang ini memengaruhi pertandingan dunia Rugby dan Grand Prix Formula 1.
Hujan lebat menyebabkan permukaan air naik di beberapa sungai, termasuk Sungai Arakawa.
Sebuah jembatan kerta api yang tenggelam oleh luapan sungai Chikuma akhirnya roboh.
Sementara penduduk di Kawasaki bahu-membahu membersihkan lumpur setelah banjir yang melanda surut.
Beberapa orang meninggal dan lainnya dinyatakan hilang. Di bawah ini tampak petugas dari tim penyelamat memeriksa kawasan yang dilanda banjir.
Seiring dengan angin tipan yang melanda pada Sabtu lalu, spot pariwisata yang biasanya ramai tiba-tiba sepi dan senyap, termasuk Harajuku yang menjadi area berbelanja di Tokyo.
Mereka yang terjebak hujan, harus berjuang keras untuk masuk ke dalam ruangan sebelum topan menerjang.
Topan menyebabkan sistem transportasi tak berfungsi. Metro dan layanan kereta api di Tokyo dan penerbangan terpaksa ditunda.
Banyak penduduk Tokyo berupaya melindungi rumah dan usaha mereka sebelum topan datang.
Pemadam kebakaran terlihat sedang melakukan patroli di jalanan yang tergenang air.
Beberapa penduduk yang dievakuasi mengungsi di gedung olah raga di Tokyo.
Para tamu hotel di distrik Sengokuhara juga terpaksa mengungsi, sementara topan membuat jalanan dipenuhi puing dan lumpur.
Rumah-rumah penduduk dan tempat usaha diterjang banjir setelah hujan lebat di Ise, Jepang tengah.
Angin topat dengan kecepatan tinggi menghancurkan rumah dan merobohkan tiang listrik di Prefektur Chiba, di sebelah timur Tokyo.
Semua gambar dilindungi hak cipta