Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Kedutaan Amerika Serikat di Baghdad kena hantam tiga roket

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Donald Trump Reuters
Para pendukung ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, membawa poster bergambar Donald Trump.

Setidaknya tiga roket menghantam Kedutaan Besar Amerika Serikat di ibu kota Irak, Baghdad, pada Minggu (26/01).

Sebuah roket mengenai kantin kedutaan, sedangkan dua lainnya mendarat tidak jauh dari situ, sebut sebuah sumber kepada kantor berita AFP.

Baca Juga:

Sejumlah sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sedikitnya tiga orang cedera.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab, namun pada masa lalu AS menyalahkan milisi sokongan Iran yang bergerak di wilayah Irak.

Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi, mengecam serangan tersebut seraya menyatakan keberlanjutan aksi-aksi semacam itu bisa "menyeret Irak menjadi medan tempur".

Baca Juga:

Departemen Luar Negeri AS menyatakan: "Kami menyeru kepada pemerintah Irak untuk memenuhi kewajiban dalam melindungi fasilitas diplomatik kami".

Serangan-serangan terkini menargetkan kedutaan atau pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam beberapa bulan terakhir, Irak ikut terseret memburuknya hubungan antara Iran dan AS.

Hal ini meliputi pembunuhan komandan militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan drone pada 3 Januari di bandara Baghdad.

Kemudian serangan AS yang menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis, warga Irak yang mengomandani milisi Kataib Hezbollah sokongan Iran.

Ulama Syiah Irak yang berpengaruh, Moqtada al-Sadr, telah menggelar rangkaian demonstrasi anti-Amerika guna menekan AS agar menarik mundur pasukannya dari Irak.

Para pendukung Sadr terlibat dalam rangkaian protes anti-pemerintah Irak, namun kemudian Sadr meminta pendukungnya berfokus memprotes AS setelah pembunuhan Soleimani.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada