Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Virus corona: Ratusan warga asing dievakuasi dari Wuhan, bagaimana Indonesia?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Ratusan warga asing telah dievakuasi dari Kota Wuhan yang menjadi pusat penyebaran virus corona baru, seiring dengan meningkatnya korban tewas dan jumlah kasus.

Sejumlah pesawat diketahui bertolak dari kota tersebut membawa warga Jepang dan Amerika Serikat. Adapun Komisi Eropa menyatakan bakal membantu memulangkan warga negara-negara Eropa setelah muncul permintaan dari Prancis.

Baca Juga:

Jumlah korban meninggal dunia akibat virus itu mencapai 132 orang di China dan ada 5.974 kasus yang telah dikonfirmasi, menurut Komisi Kesehatan Nasional.

Setidaknya terdapat 16 negara lain melaporkan kasus serupa, namun belum ada korban meninggal dunia.

Presiden China, Xi Jinping, menyebut virus itu "iblis", namun dia menegaskan bahwa China akan mengalahkannya.

Baca Juga:

Penularan virus antarmanusia di Jerman, Vietnam, Taiwan, dan Jepang—bukan disebabkan pelancong yang membawa virus dari China—meningkatkan kerisauan mengenai penyebaran virus corona baru.

Zhong Nanshan, selaku pakar penyakit pernapasan asal China yang mengepalai tim pengendalian serta pencegahan penyebaran virus corona baru, mengatakan kepada kantor berita Xinhua:

"Saya pikir dalam sepekan atau sekitar 10 hari, [penyebaran virus] akan mencapai klimaks dan tidak ada peningkatan dalam skala besar".

china AFP
Warga di berbagai kota di China menggunakan masker sebagai pencegahan penularan virus.

Siapa saja yang dievakuasi?

Sekitar 200 warga Jepang dievakuasi menggunakan pesawat dari Wuhan, sementara 650 lainnya mengatakan mereka ingin dipulangkan. Pemerintah Jepang mengatakan sedang menjadwalkan pengerahan pesawat-pesawat untuk mengevakuasi warganya.

Pada Rabu (29/01), para karyawan dari konsulat AS serta warga AS meninggalkan Wuhan.

Kementerian Luar Negeri Inggris tengah menyiapkan rencana untuk mengevakuasi sebanyak 200 warga Inggris dari Wuhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara terpisah, dua pesawat untuk menerbangkan warga negara-negara anggota Uni Eropa telah dijadwalkan. Menurut rencana, sebanyak 250 warga Prancis akan menumpang pesawat pertama.

Korea Selatan mengatakan 700 warganya akan terbang menggunakan empat pesawat pekan ini.

Bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Manusia, Muhadjir Effendy, menyatakan pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah evakuasi bagi WNI yang berada di Wuhan apabila hal tersebut diperlukan.

Namun pemerintah menilai hingga saat ini langkah evakuasi belum perlu dilakukan.

"Kalau kondisinya memaksa ya akan kita evakuasi. Kalau masih bisa diatasi, kalau mereka masih bisa bertahan, ya akan kita pantau termasuk semua kebutuhan akan kita cover," kata Muhadjir sebagaimana dikutip kantor berita Antara, Selasa (28/01).

Saat ini, menurut data pemerintah, terdapat 243 WNI yang berada di daerah karantina di Provinsi Hubei dan 100 diantaranya berada di kota Wuhan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan bahwa perwakilan Indonesia di China terus membangun komunikasi yang intens dengan WNI di provinsi Hubei, khususnya di Wuhan.

"Dari komunikasi tersebut, kita mengidentifikasi kebutuhan apa yang mereka perlukan. Sejauh kebutuhan itu bisa diperleh ditempat - dan saya garis bawahi, pemerintah setempat pun menjamin bahwa kebutuhan itu bisa didapatkan di tempat - maka kita dahulukan memperolehnya melalui pasar atau toko setempat.

Dalam hal mereka menghadapi kendala keunganan, nanti juga akan dibantu oleh pemerintah," ujar Faizasyah melalui sambungan telepon.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada