Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Ditolak kelompok Hindu, film Bollywood kontroversial 'Padmavati' tetap diizinkan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Film Padmavati Reuters
Film tentang sosok ratu Hindu dan seorang penguasa Muslim pada abad 14 telah memicu protes oleh kelompok-kelompok Hindu dan kasta.

Dewan sensor film India telah mengizinkan peredaran dan pemutaran film produksi Bollywood yang kontroversial, Padmavati, ungkap sejumlah laporan.

Film yang mengisahkan tentang sosok ratu Hindu dan seorang penguasa Muslim pada abad 14 telah memicu protes berskala nasional oleh kelompok-kelompok Hindu dan kasta.

Baca Juga:

Namun demikian, Dewan pusat sertifikasi film (CBFC) India mengatakan kepada media setempat bahwa pihaknya tidak merekomendasikan adanya sensor terhadap film tersebut.

Pada November lalu, pengadilan tinggi India menolak permohonan banding seorang pengacara yang menuntut pelarangan pemutaran dan peredaran film tersebut.

Film Padmavati menceritakan tentang sosok ratu Hindu abad 14 -yang diklaim berkasta tinggi, Rajput- dan seorang penguasa Muslim, Alauddin Khilji.

Baca Juga:

Film ini menampilkan dua bintang Bollywood terkenal, Deepika Padukone dan Ranveer Singh, yang memerankan kedua tokoh tersebut

Film Padmavati Reuters
Kelompok Hindu dan organisasi kasta Rajput menuduh film tersebut, yang disutradarai oleh Sanjay Leela Bhansali, menggambarkan adegan intim antara dua tokoh tersebut.

Kelompok Hindu dan organisasi kasta Rajput menuduh film tersebut, yang disutradarai oleh Sanjay Leela Bhansali, menggambarkan adegan intim antara dua tokoh tersebut, tetapi tuduhan ini dibantah oleh produser film menolak ini.

Walaupun sosoknya diyakini fiktif belaka, Padmavati didewakan dan dianggap sebagai simbol kehormatan kaum perempuan di kalangan kasta Rajput.

Kontroversi di balik tersebut merebak di tengah bangkitnya nasionalisme Hindu di bawah Perdana Menteri Narendra Modi dengan Partai Bharatiya Janata (BJP)-nya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemunculan film ini dilatari sejumlah kasus, misalnyai pembunuhan terhadap sejumlah warga Muslim dan anggota kasta Dalit karena dituduh "menyembelih sapi", lalu upaya mendiskreditkan sejarah pendirian bangunan cagar budaya Taj Mahal, hingga upaya merusak kredibilitas Mahatma Gandhi yang bermimpi menyatukan umat Hindu dan Muslim.

padmavati MANPREET ROMANA/AFP
Film ini menampilkan dua bintang Bollywood terkenal, Deepika Padukone (foto atas) dan Ranveer Singh.

Bagaimanapun, Dewan sensor film India mengatakan telah menunjuk sebuah dewan khusus untuk mempertimbangkan kekhawatiran kelompok pemrotes terhadap film tersebut.

Dan seperti dilaporkan Press Trust of India, persoalan ini telah "dibahas secara panjang lebar". "Film ini didekati dengan pandangan yang berimbang baik dari pembuat film ataupun masyarakat," demikian pernyataan Dewan sensor film India.

Lembaga sensor film India juga meminta bukti-bukti yang dapat menyangga bahwa film tersebut tidak akurat dari perspektif sejarah.

Film Padmavati Reuters
Walaupun ada demo penolakan di India, sebagian masyarakat menyatakan dukungan terhadap film Padmavati.

Dewan khusus yang ditunjuk CBFC India itu kemudian merekomendasikan agar judul film itu diubah menjadi Padmavat, sebuah kumpulan puisi legendaris peninggalan abad ke-16.

Namun ketua CBFC, Prasoon Joshi mengatakan kepada NDTV bahwa pihaknya tidak merekomendasikan adanya sensor terhadap film tersebut.

Penolakan terhadap film ini sempat diwarnai aksi penembakan di lokasi syuting pada awal tahun ini, serta perusakan gedung bioskop, hingga ancaman serangan fisik terhadap pemeran tokoh Padmavati, Deeepka Padukone.

Kelompok Hindu juga melakukan demonstrasi menentang film tersebut di sejumlah negara bagian di India.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada