Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Pembunuhan bocah perempuan bernama Zainab melahirkan gelombang kesedihan dan kemarahan di Pakistan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Zainab pakistan AFP
Jasad Zainab ditemukan di tempat pembuangan sampah di pinggiran kota Kasur, Pakistan, setelah sebelumnya diperkosa dan dicekik hingga tewas oleh pelakunya.

Pembunuhan keji terhadap bocah perempuan berusia enam tahun bernama Zainab telah melahirkan gelombang kemarahan dan kesedihan masyarakat di sebuah kota di Pakistan.

Jasad bocah itu ditemukan di tempat pembuangan sampah di pinggiran kota Kasur, Pakistan, setelah sebelumnya diperkosa dan dicekik hingga tewas oleh pelakunya yang sejauh ini belum tertangkap.

Baca Juga:

Hasil pemeriksaan terhadap jasad bocah itu mengungkapkan bahwa dia diserang secara brutal. Beberapa luka ditemukan di tubuh dan wajahnya, dan tulang lehernya mengalami keretakan.

Polisi mengatakan ada 12 pembunuhan serupa dalam dua tahun terakhir, dan lima kasus diantaranya diduga terkait dengan seorang tersangka yang masih buron.

Sampel DNA juga telah diambil oleh polisi dari 80 terduga pelaku rentetan pembunuhan sadis tersebut

ayah korban BBC
Dalam wawancara kepada BBC, Ameen Ansari menggambarkan kesedihannya dengan mengatakan: "Rasanya dunia sudah berakhir ... Saya tidak lagi memiliki kata-kata."

Baca Juga:

Kasus pembunuhan brutal ini menimbulkan kemarahan warga kota yang menganggap kerja polisi tidak becus dalam mengungkap kasus ini.

Massa yang marah bahkan membakar kantor pemerintah di kota itu dalam rentetan kerusuhan yang telah berlangsung sejak dua hari lalu.

Pada Kamis, pengunjukrasa melemparkan batu ke arah gedung pemerintah dan mencegat kendaraan para politikus, seraya mengeluhkan kinerja polisi yang dianggap tidak mampu berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan terhadap anak-anak.

'Rasanya dunia sudah berakhir'

Ayah Zainab, Ameen Ansari, mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak setuju dengan tindakan kekerasan yang dilakukan para pemrotes, tetapi memahami kemarahan massa terhadap polisi.

"Apabila polisi bekerja dengan baik, maka mereka akan menemukan siapa pelakunya, apalagi ada relaman kameran pengintai (CCTV)," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam wawancara kepada BBC, Ameen Ansari menggambarkan kesedihannya dengan mengatakan: "Rasanya dunia sudah berakhir ... Saya tidak lagi memiliki kata-kata."

Kasus pembunuhan Zainab, bagaimanapun, telah menyedot perhatian publik, sehingga para politisi lokal pun menemui keluarganya dan berjanji mengungkap dan menangkap pembunuh bocah malang itu.

kerusuhan kasur BBC
Dua pelaku unjuk rasa dilaporkan tewas pada Rabu setelah orang-orang yang marah itu berusaha menyerbu markas polisi setempat, dan polisi membelasnya dengan melepaskan tembakan.

Juru bicara kepolisian setempat mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "setidaknya ada sekitar 1.000 orang yang telribat dalam unjuk rasa."

Para pendemo itu, lanjutnya, melempar batu ke rumah sakit pemerintah, polisi dan rumah wakil kepolisian... Kami saat ini mencoba meredam kemarahan mereka agar tidak meluas," katanya.

Dua pelaku unjuk rasa dilaporkan tewas pada Rabu setelah orang-orang yang marah itu berusaha menyerbu markas polisi setempat, dan polisi membelasnya dengan melepaskan tembakan.

Pemerintah provinsi Punjab telah menawarkan hadiah 10 juta rupee untuk siapa saja yang dapat membantu polisi menemukan dan menangkap pelaku pembunuhan Zainab.

peta kasur BBC

Kiran Naz, presenter berita di stasiun televisi Samaa, terlihat memangku anaknya saat membacakan berita. Dia menyebut langkahnya itu sebagai tindakan protes terhadap praktek kekerasan terhadap anak-anak di Pakistan.

Kiran membuka siaran dengan berkata: "Hari ini saya bukan Kiran Naz, tapi hari ini saya adalah sosok ibu. Itulah sebabnya mengapa saya duduk dengan anak perempuan saya."

Dia kemudian menunjukkan semacam duka cita yang mendalam terhadap apa yang dialami Zainab seraya menambahkan bahwa duka cita itu juga dirasakan masyarakat Pakistan.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada