Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Kelelawar vampir 'menjaga jarak' ketika sedang sakit, langkah yang mungkin tersebar luas di dunia hewan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
A bat pictured in a cave in Cuba Getty Images
Kelelawar vampir adalah hewan sosial yang suka merawat satu sama lain dan berbagi makanan

Penelitian baru menunjukkan bahwa kelelawar menjauhkan diri secara sosial ketika mereka sakit. Kelelawar menghabiskan lebih sedikit waktu di dekat kelelawar lain dan bergaul dengan lebih sedikit dengan teman satu kelompok mereka.

Perilaku tersebut sebelumnya telah diamati dalam kondisi laboratorium, tetapi para ilmuwan telah menemukan hal yang sama pada populasi kelelawar vampir liar di Belize, Amerika Tengah.

Baca Juga:

Ilmuwan dari Ohio State University di AS mempublikasikan studi mereka di jurnal Behavioral Ecology.

Mereka melacak sekelompok kelelawar liar yang tinggal di dalam pohon berlubang dengan memasang sensor jarak kecil untuk mengetahui bagaimana mereka berinteraksi secara sosial.

Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti menyuntikkan zat yang disebut lipopolisakarida pada 16 kelelawar. Zat itu membuat sistem kekebalan mereka bereaksi, seakan-akan mereka sedang sakit untuk melihat apakah perilakunya akan berubah.

Baca Juga:

Secara total, ada 31 kelelawar di pohon itu dan 15 hewan sisanya hanya diberi suntikan garam yang tidak mengganggu sistem kekebalan mereka.

Para peneliti mengatakan tidak ada kelelawar yang terancam keselamatannya selama percobaan tersebut.

Interaksi sosial yang berkurang

Para ilmuwan mengamati bahwa kelelawar 'sakit', yang sistem kekebalannya ditipu untuk melawan infeksi, berinteraksi dengan kelelawar yang jumlahnya lebih sedikit dibanding kelelawar sehat.

Jumlahnya empat kelelawar lebih sedikit, dibandingkan kawan mereka yang sehat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka tidak ingin ikut serta dalam aktivitas saling merawat dan membersihkan antar kelelawar (social grooming), lebih jarang bergerak, dan terlihat lebih mengantuk daripada yang lain.

Perbedaan perilaku ini menurun setelah enam jam setelah penyuntikan, dan saat kelelawar sedang tidur atau keluar mencari makan.

Setelah 48 jam, efek suntikan benar-benar hilang dan kelelawar kembali bersosialisasi lagi.

A vampire bat PA Media
Kelelawar vampir adalah satu-satunya mamalia yang memakan darah seluruhnya, yang mereka dapatkan dengan menggigit hewan yang lebih besar seperti sapi

Ketika merasa sakit, kelelawar cenderung tidak menyebarkan virus nyata di alam liar karena mereka menghabiskan lebih sedikit waktu dengan kelelawar yang sehat.

Penulis utama studi tersebut, Simon Ripperger, menyebut ini sebagai 'jarak sosial pasif' dan percaya praktik itu mungkin lebih tersebar luas di dunia hewan daripada yang kita ketahui.

Tetap di tempat tidur

"Sensor tersebut membuat kami melihat hal yang menakjubkan tentang bagaimana perilaku sosial kelelawar ini berubah dari jam ke jam dan bahkan menit ke menit selama siang dan malam, bahkan saat mereka bersembunyi di pohon berlubang yang gelap," kata Simon Ripperger dari Ohio State University.

Jarak sosial pasif diibaratkan manusia yang ingin tetap di tempat tidur ketika merasa tidak enak badan daripada berada di sekitar orang.

Perilaku tersebut berguna untuk menjaga sekelompok hewan yang sehat karena membuat penyakit cenderung tidak menyebar.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada