Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

AS janji lanjutkan bantuan untuk Palestina dan sumbang Rp3,4 triliun

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
File photo showing a Palestinian boy carrying a bag of flour at an aid distribution centre run by the United Nations Relief and Works Agency (Unrwa) in Gaza City (14 January 2021) Reuters
UNRWA mengurus 5,7 juta pengungsi di Timur Tengah.

Amerika Serikat berencana menyediakan bantuan sebesar US$235 juta atau sekitar Rp3,4 triliun untuk Palestina. AS berhenti memberikan donor untuk Palestina saat Donald Trump menjabat presiden.

AS berencana menyalurkan dua pertiga anggaran dono tadi untuk Badan PBB yang mengurus pengungsi Palestina, UNRWA.

Baca Juga:

Sejak AS menyetop bantuan sebesar US$360 juta (Rp5,2 triliun) tahun 2018, lembaga ini mengalami krisis keuangan.

Di bawah kepemimpinan Joe Biden, AS disebut ingin mendapatkan kembali kepercayaan Palestina, terutama dalam proses pembicaraan damai dengan Israel yang mandek.

Sebelumnya, para pemimpin Palestina menuduh Donald Trump sangat bias terhadap Israel.

Baca Juga:

Palestina menolak rencana perdamaian yang Trump ajukan pada tahun 2020. Dalam skema itu, Palestina harus mengakui kedaulatan Israel atas permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Lembah Yordania.

Kota Yerusalem, dalam skema Trump itu, juga diwacanakan menjadi ibu kota Israel, tanpa pembagian wilayah dengan Palestina.

Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak perang Timur Tengah tahun1967. Sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman yang Isral bangun di kawasan itu ilegal menurut hukum internasional.

Namun Israel menyangkal anggapan tersebut.

Siapa yang akan menerima bantuan?

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyebut bantuan yang mereka siapkan mencakup anggaran sebesar US$75 juta (Rp1 triliun) untuk perekonomian dan pembangunan Tepi Barat dan Gaza.

Sisanya, sebesar US$ 10 juta (Rp145 miliar) ditujukan untuk program perdamaian yang akan dikelola Badan Pembangunan Internasional AS (USAid).

Adapun bantuan sebesar US$150 juta (Rp2.1 triliun) ditargetkan untuk membiayai urusan kemanusiaan lewan UNRWA dan UN Relief.

AS juga berjanji akan melanjutkan program bantuan keamanan untuk Palestina.

Februari lalu, AS juga menjanjikan Palestina donor sebesar US$15 juta (Rp218 miliar) untuk menangani dampak pandemi Covid-19 dan kerawanan pangan di Tepi Barat dan Gaza.

"Bantuan luar negeri untuk rakyat Palestina adalah wujud dari kepentingan dan nilai-nilai yang dipegang AS," kata Blinken.

"Ini memberikan bantuan vital untuk mereka yang sangat membutuhkan, mendorong pembangunan ekonomi, dan mendukung kesepahaman antara Israel-Palestina, koordinasi keamanan dan stabilitas.

"Bantuan ini juga sejalan dengan nilai-nilai dan kepentingan sekutu serta mitra kami.

"AS berkomitmen memajukan kemakmuran, keamanan, dan kebebasan bagi Israel dan Palestina dengan cara yang nyata dalam waktu dekat, yang penting dalam dirinya sendiri, tapi juga sebagai alat untuk menuju solusi dua negara yang dinegosiasikan," kata Blinken.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyebut pihaknya gembira akan kembali bermitra dengan AS.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyebut keberadaan UNRWA saat ini justru melanggengkan konflik dan tidak berkontribusi menyelesaikannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bantuan dari AS harus disertai perubahan substansial dan perlu dalam sifat, tujuan dan sikap UNRWA", begitu pernyataan mereka.


Analisis oleh Yolanda Knell, koresponden BBC di Timur Tengah

Berita ini sangat melegakan rakyat Palestina. Ekonomi mereka yang ditopang bantuan internasional terguncang akibat pemotongan dramatis era pemerintahan Donald Trump.

Banyak yang menganggap bantuan AS ini sebagai upaya mendorong pemimpin Palestina ke dalam pembicaraan damai dengan Israel.

Namun Palestina menganggap pembicaraan itu sangat berpihak kepada Israel.

Di kamp pengungsi Qalandia di kawasan Tepi Barat, Hassan Abu al-Eish merasakan efek pemotongan bantuan. Akibatnya, selama ini dia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.

"Ketika Trump datang, dia menghentikan bantuan untuk UNRWA dan menutup semua pintu untuk kami," kata pengungsi berusia 85 tahun ini.

Hassan berharap Joe Biden akan mengambil kebijakan yang sama sekali berbeda dengan Trump.

Namun upaya melanjutkan negosiasi perdamaian Palestina-Israel tampaknya mustahil dilakukan sebelum pemilu di dua negara itu selesai.


Apa yang tugas UNRWA?

Badan itu awalnya dibentuk untuk mengurus ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat perang Arab-Israel tahun 1948.

UNRWA mengklaim saat ini menangani sekitar 5,7 juta pengungsi di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Mereka memberi layanan kesehatan, pendidikan dan fasilitas sosial lainnya.

Pada era pemerintahan Trump, AS adalah donor tunggal terbesar untuk UNRWA. AS memberikan US$364 juta (Rp5,3 triliun) pada tahun 2017 dan mendanai hampir 30% operasional lembaga ini.

Unrwa's Sheikh Radwan Health Centre in Gaza City (24 February 2021) EPA
Klinik yang dibuka UNRWA menjadi salah satu pusat vaksinasi Covid-19 di Jalur Gaza.

Namun pada tahun 2018, Trump mengakhiri semua bantuan untuk UNRWA. Dia menyebut kebijakan donor itu sebagai "kesalahan yang tidak dapat diperbaiki

UNRWA membantah semua tuduhan Trump terhadap mereka.

Meski begitu, pendonor lain justru menambah bantuaan untuk UNRWA. Akan tetapi, mereka masih tetap kekurangan anggaran untuk memberikan layanan paling dasar untuk para pengungsi.

Direktur Operasi UNRWA di Tepi Barat, Gwyn Lewis, berkata bahwa mereka menghadapi beberapa tahun yang berat. UNRWA terpaksa mengurangi program.

UNRWA juga dia sebut harus menunda pembayaran gaji staf akhir tahun lalu.

"Pengumuman AS akan meyakinkan banyak kelompok dan staf kami, tapi tidak berarti kami masih berada pada posisi yang aman secara finansial," kata Lewis.

"Jadi kami sangat berharap bahwa dukungan AS ini akan menjadi sinyal bagi negara lain untuk memperbarui pendanaan mereka."".

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada