Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Blobfish: Sejumlah fakta di balik ikan 'bengkak, berkepala gendut', hewan terjelek di dunia yang banyak dijadikan meme

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Blobfish yang selama ini menjadi ikan yang banyak dibicarakan di internet karena bentuknya yang tampak seperti bengkak, lebar dan malas, sebenarnya cukup baru dalam dunia sains, tulis Ian Taylor untuk majalah BBC Science Focus.

Selain dijadikan meme dan mainan, ikan ini juga dijadikan emoji. Namun tidak banyak yang diketahui tentang hewan ini. Seperti apa habitatnya dan apa yang dapat dilakukan untuk konservasi ikan ini.

Baca Juga:

Istilah blobfish sendiri sebenarnya digunakan untuk menggambarkan berbagai spesies dalam spesies ikan Psychrolutidae. Namun bagi banyak orang, blobfish adalah spesies khusus (Psychrolutes microporos), dengan spesimen pertama ditemukan oleh kapal peneliti di lepas pantai Selandia Baru pada 1983.

Baru satu dekade kemudian ikan ini diidentifikasi secara resmi.

Tetapi tetap saja masih banyak yang belum diketahui tentang makhluk laut ini, walaupun ditemukan sampel serupa dalam jaring ikan yang digunakan peneliti.

Baca Juga:

Ikan yang terlihat seperti bengkak, licin seperti jeli disebut sebagai hewan terjelek di dunia dalam jajak pendapat yang diadakan Ugly Animal Preservation Society, kelompok pelestari yang menyebut ikan ini perlu dilindungi.

Apa sebenarnya blobfish yang sering disebut 'ikan kepala gendut'

blobfish Getty Images
Meme blobfish dibuat berdasarkan kondisi saat ikan ini sudah mati.

Sebelum banyak digunakan sebagai meme di internet, banyak ilmuwan yang sangat penasaran dengan spesies ini. Dalam keluarga spesies, Psychrolutidae, ikan ini sering juga disebut kepala gendut karena bentuknya.

Namun bentuk yang sering diangkat di internet ini, sebenarnya tidak demikian aslinya.

Spesies blobfish dapat ditemukan di kantung-katung terdalam di laut di kedalaman antara 600 sampai 1.200 meter.

Di dasar laut seperti ini, tekanan bisa lebih dari 100 kali dari permukaan dan ikan ini bisa beradaptasi.

Tubuh ikan ini sangat licin dengan tulang lunak dan sangat sedikit otot.

Bila terjaring dan diangkat ke permukaan, dekompresi dapat membuat ikan ini melebar dan kulitnya melentur.

Di darat atau saat diangkat ke kapal, jaringan gelatin ikan ini tak mampu menopang tubuh sehingga menjadi seperti tak berbentuk lagi.

"Gambar yang banyak diketahui orang cukup mengerikan karena merupakan foto ikan yang mati," kata Simon Watt, pakar biologi yang membentuk Ugly Animal Preservation Society.

"Di laut, ikan ini memang tak terlalu indah namun bentuknya juga bukan seperti sangat terjepit (seperti yang terlihat di foto-foto yang ada)," kata Watt.

Di kedalaman laut, blobfish terlihat seperti ikan biasa. Ikan ini berkepala bulat, mata hitam dan insang berbulu. Tubuh ikan ini bewarna merah muda keabuan, lancip ekornya seperti kecebong.

Ukuran blobfish biasanya kurang dari 30 cm dengan berat di bawah 2 kilogram.

Jadi bagaimana ikan ini berenang?

blobfish Getty Images
Tubuh blobfish di dasar laut dan saat terjaring ke permukaan sangat berbeda karena tekanan.

Seperti halnya ikan di kedalaman laut, blobfish tidak memiliki swim bladder atau gelembung renang, organ yang membantu ikan mendekati permukaan untuk mengatur kemampuan mengapung. Bila blobfish mencoba naik, tekanan kuat akan menghancurkan ikan jenis ini.

Tubuh berlemak blobflish memiliki peranan tersendiri.

"Bila Anda bayangkan bagaimana minyak mengapung di air, perbandingannya seperti itu. Dengan tubuh tinggi lemak, ikan ini justru lebih ringan," kata Watt.

Biasanya ikan blob berada di dasar laut dan tetap diam dan hanya sedikit menggunakan energi.

"Hemat tenaga," kata Watt. "Menjadi malas adalah strategi untuk bertahan dan memiliki lemak tinggi untuk tetap menjadi malas adalah strategi untuk bertahan."

Apa yang dimakan blobfish?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan gerakan yang sangat sedikit dan malas, blobfish diperkirakan memangsa apapun yang lewat. Dengan kemapuan mengapung seperti itu, ikan ini memangsa apapun yang terbawa arus air, termasuk keong laut, krustasea atau apapun yang bisa dimakan.

Strategi menunggu makanan lewat ini sangat biasa untuk mahkluk laut dalam.

Di mana habitat blobfish?

Keluarga Psychrolutidae cukup banyak tersebar di Samudra Atlantik, Pasifik dan Hindia. Namun sebagian spesies blobfish, termasuk yang disebut Mr Blobby, hanya ditemukan di sedikit tempat.

Spesies Psychrolutes microporos (serta spesies terdekat Psychrolutes marcidustinggal di perairan di seputar antara Australia dan Selandia Baru, dengan kedalaman lebih dari 500 meter.

kapal pukat. Getty Images
Kapal pukat sangat berbahaya bagi kelangsungan ikan laut dalam.

Seperti apa anak blobfish?

Banyak foto-foto palsu di online, namun tidak jelas seperti apa sebenarnya bentuk anak blobfish.

Tak banyak yang diketahui terkait perilaku blobfish karena memang sulit untuk mengamati hewan yang tinggal di kedalaman dan kegelapan laut.

Sejumlah pakar biologi laut mengatakan dengan gerakan yang sangat sedikit, kemungkinan besar ikan ini berkembang biak dengan hanya saling merangkul.

Sejumlah spesies Psychrolutidae pernah diamati mengerami ribuan telur, terkadang di karang yang terletak tak jauh dari tempat ikan ini biasa berada.

Sejumlah laporan menunjukkan ikan betina yang mengandung biasanya berkumpul bersama, kemungkinan untuk saling melindungi.

Blobfish dan upaya konservasi

Tidak jelas apakah blobfish termasuk kategori hewan yang terancam karena hewan in itinggal di dasar laut, sehingga sangat sedikit yang diketahui.

Jadi sejauh ini tidak jelas berapa ekor blobfish yang ada dan apakah ada mahkluk laut yang memangsa jenis ikan ini. Juga tidak diketahui apakah ikan ini terganggu dengan perubahan keasaman laut dan bisa bertahan hidup berapa lama.

"Tidak diketahui apakah ikan ini terancam, namun faktanya hampir semua ikan terancam punah," kata Watt.

"Sangat sulit untuk memastikan teritori satu jenis ikan. Tapi kita tahu, ada risiko kapal pukat yang beroperasi di laut dalam," tambahnya.

Bila Psychrolutes microporos hanya dapat ditemukan di seputar Australia dan Selandia Baru, maka jumlah ikan ini tak banyak. Di kawasan ini juga hanya sedikit jumlah kapal pukat. Sulit diketahui, seberapa buruk dampak populasi ikan ini bila pun hanya ada satu yang tersangkut di jaring ikan, kata Watt.

"Kita tahu bahwa apapun yang hidup di laut dalam biasanya hidup lama. Jadi contohnya ikan orange roughy - ikan yang sering kita lihat dihidangkan di seluruh Eropa - ukurannya sekitar 30 cm bila dewasa. Itu berarti, bila satu mati, maka diperlukan 30 tahun lalu sebelum populasi ikan ini pulih."

Walaupun belum diketahui apakah blobfish terancam punah, upaya Watt dan timnya melakukan jajak pendapat dan menetapkan blobfish sebagai ikan terjelek di dunia, cukup efektif dalam mengangkat kesadaran terkait spesies ikan ini.

Dalam situs Watt disebutkan antara lain bahwa invertebrata atau binatang yang tidak memiliki tulang punggung, terdiri dari 79% hewan secara keseluruhan namun hanya 11% yang masuk dalam literatur konservasi.

Dan hewan-hewan yang jelek biasanya tidak masuk dalam kategori yang diteliti apalagi dilindungi.

Mungkin tak begitu tepat untuk menggambarkan blobfish sebagai hewan jelek, namun setidaknya langkah ini efektif dalam upaya konservasi Watt dan timnya.

"Konservasi adalah upaya yang sangat suram dan kami perlu upaya yang unik untuk membicarakan pelestarian," kata Watt.

"Orang-orang yang membicarakan pelestarian panda sering diangkat, namun mereka yang meneliti atau memiliki gambar blobfish sebagai hewan yang mereka kagumi, tak pernah diungkit," tutupnya.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada