Sedikitnya 40 jenazah tergeletak di pinggiran Sungai Gangga di kawasan India utara.
Temuan di di dekat perbatasan antara negara bagian Bihar dan Uttar Pradesh itu sudah dikonfirmasi kepada BBC, Senin (10/05) kemarin.
Belum jelas bagaimana puluhan jenazah itu bisa berada di tepi Sungai Gangga. Meski begitu, sejumlah media massa lokal memperkirakan mereka adalah korban Covid-19.
- 'Jamur hitam' sebabkan cacat pada pasien Covid-19 di India
- Krisis Covid-19 India, para keluarga yang dibiarkan sendirian merawat saudaranya yang sekarat hingga meninggal di rumah
- Varian baru Covid dari India, Afrika, dan Inggris masuk Indonesia, apa bahayanya?
Beberapa warga dan jurnalis lokal berkata kepada BBC bahwa terdapat keluarga yang tidak punya pilihan selain meletakkan jenazah kerabat mereka yang meninggal akibat Covid-19 ke sungai.
Alasannya, mereka kekurangan kayu untuk kremasi. Adapun biaya pemakaman belakangan juga meningkat.
Beberapa laporan media massa bahkan menyebut jumlah jenazah yang ditemukan di lokasi itu mencapai lebih dari seratus.
Merujuk kondisi fisiknya, jenazah itu disinyalir sudah berada di tepi Sungai Gangga selama beberapa hari.
"Ada kemungkinan mayat-mayat ini dibawa keluar dari Uttar Pradesh," kata seorang pejabat setempat, Ashok Kumar, kepada BBC.
Kumar menyebut seluruh jenazah tersebut akan dikubur atau dikremasi.
Menurut keterangan sejumlah pejabat setempat, puluhan jenazah itu terlihat membengkak dan terbakar.
Muncul dugaan, sebagaimana ditulis situs berita NDTV India, jenazah itu berakhir di tepi Sungai Gangga setelah melalui seremoni kremasi korban Covid-19 di sepanjang sungai tersebut.
Terkait situasi yang mendorong sejumlah keluarga menggeletakkan jenazah kerabat mereka di tepi Sungai Gangga, seorang warga bernama Chandra Mohan menuding, "Rumah sakit swasta menjarah uang masyarakat.
"Warga biasa tidak bisa membayar pendeta atau mengeluarkan lebih banyak uang untuk prosesi kremasi di tepi sungai.
"Mereka meminta 2.000 rupee (sekitar Rp386.234) agar keluarga bisa dikeluarkan dari ambulans. Sungai menjadi solusi terakhir sehingga banyak orang membenamkan jenazah di sungai," kata Mohan.
Prem Swaroopam, pimpinan di Dewan Kota Buxar, menyebut pihaknya mulai menyelidiki pembuangan jenazah ke pinggiran sungai ini. Dia juga berkata bahwa masyarakat tidak akan dibebani biaya kremasi.
"Kami sudah membentuk tiga tim untuk menghentikan pembuangan jenazah ini. Kami juga menerima petunjuk dari pemerintah bahwa kremasi jenazah korban Covid akan dilakukan secara gratis," katanya seperti dilansir Times of India.
Seorang warga di Bihar berkata penduduk lokal cemas banyaknya jenazah di Sungai Gangga akan memicu infeksi Covid-19.
"Situasinya sangat menyedihkan. Ada lebih dari 150 jenazah mengapung di sungai. Warga di Katgharwa, Kamharia, dan Causa terkejut sekaligus khawatir," ujarnya kepada wartawan seperti dikutip Times of India.
"Masyarakat dipenuhi ketakutan bahkan untuk sekedar menghadiri prosesi kremasi di sekitar sungai ini," katanya.
Uttar Pradesh adalah negara bagian terpadat di India.
Gelombang kedua pandemi Covid-19 menyerang beberapa wilayah India. Jumlah kematian meningkat signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Sebagian besar krematorium di negara itu kehabisan ruang.
India sekarang menjadi episentrum pandemi global.
Lebih dari 22,6 juta kasus Covid-19 muncul di India. Sementara angka kematian sudah mencapai 246.116 kasus, menurut data yang dihimpun Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat.
Sejumlah pakar kesehatan yakin jumlah kematian akibat Covid-19 di India sebenarnya jauh lebih tinggi dari angka tadi.Sedikitnya 40 jenazah tergeletak di pinggiran Sungai Gangga di kawasan India utara.