Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Kerusuhan Covid-19: Apa penyebab kekerasan yang melanda beberapa negara di Eropa di tengah memburuknya pandemi?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Polisi berjaga-jaga. EPA
Mobil-mobil dibakar di sejumlah kota di Eropa akhir pekan lalu.

Hanya beberapa bulan lalu, kasus Covid-19 di Eropa anjlok ke tingkat terendah sejak awal pandemi.

Namun pekan ini, serangkaian kerusuhan terjadi di berbagai kota Eropa diwarnai dengan dibakarnya mobil-mobil dan polisi anti huru-hara dikerahkan.

Baca Juga:

Inilah yang menjadi penyebab kemarahan warga.

Apa yang terjadi di Eropa?

Pengunjuk rasa di Rotterdam, Belanda melempar petasan ke arah polisi dan membakar motor. Sven Simcic - Video In Verzet/Reuters
Pengunjuk rasa di Rotterdam, Belanda, melempar petasan ke arah polisi dan membakar motor.

Pada akhir pekan lalu, kerusuhan terjadi di beberapa negara.

Pengunjuk rasa di Belanda menghadapi polisi dengan melempar batu, petasan dan membakar kendaraan.

Baca Juga:

Baca juga:

Polisi membalas dengan menggunakan pentungan, anjing, kuda, meriam air dan bahkan melepaskan tembakan peringatan.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menggambarkan malam-malam kerusuhan ini sebagai "kekerasan murni."

Polisi anti huru hara di Belgia menggunakan meriam air. EPA
Polisi anti huru-hara di Belgia menggunakan meriam air.

Di Belgia, para demontran merusak kendaraan-kendaraan polisi dan mereka dihadapi dengan gas air mata dan semprotan meriam air.

Sabtu (20/11) lalu, sekitar 40.000 orang turun di jalan-jalan di ibukota Austria, Wina, dalam protes damai yang diorganir oleh partai sayap kanan, Freedom.

Demonstrasi juga terjadi di Italia, Denmark dan Kroasia.

Apa yang membuat orang marah?

vaksinasi. EPA
Vaksin akan menjadi kewajiban di Austria.

Secara singkat apa yang membuat orang marah adalah pembatasan baru terkait Covid-19.

Belanda menerapkan tiga minggu pembatasan terbatas setelah melonjaknya kasus Covid. Bar dan restoran harus ditutup lebih awal dan massa dilarang nonton pertandingan olahraga.

Kebijakan masker diperketat di Belgia, termasuk di tempat-tempat seperti restoran-restoran yang juga mensyaratkan sertifikat Covid.

Sebagian besar orang harus bekerja dari rumah empat hari seminggu sampai pertengahan Desember.

Aturan yang sama juga akan diterapkan di negara-negara lain seperti Jerman, Yunani dan Ceko.

Namun peraturan terketat adalah di Austria.

Selain karantina wilayah secara nasional yang mengharuskan orang tinggal di rumah, kecuali bila ada keperluan penting, Austria menjadi negara Eropa pertama yang mewajibkan vaksinasi Covid. Peraturan ini mulai berlaku Februari.

Walaupun ditentang keras, Kanselir Alexander Schallenberg mengatakan langkah itu penting karena penolakan vaksin.

"Karena didorong oleh para penentang radikal antivaksin, berita palsu, terlalu banyak orang yang tak divaksin," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Akibat dorongan kelompok radikal anti-vaksin, berita palsu, terlalu banyak orang yang tidak divaksin," katanya.

"Akibatnya unit intensif di rumah sakit penuh dan banyak orang menderita."

Mengapa pembatasan baru sekarang?

Graph of case numbers in Europe BBC

Peraturan baru itu diterapkan karena lonjakan kasus Covid di seluruh Eropa.

Walaupun banyak orang yang telah divaksin dibandingkan dengan belahan lain di dunia, kasus di Eropa naik dalam beberapa pekan terakhir ini.

Jerman dan Belanda mencatat kenaikan kasus empat kali lipat sejak bulan lalu, sementara di Austria, lima kali lipat lebih tinggi.

Direktur Organisasi Kesehatan Dunia, WHO untuk Eropa, Dr Hans Kluge mengatakan kepada BBC, sebanyak 500.000 lagi orang diperkirakan bisa menjadi korban meninggal Covid pada bulan Maret bila tidak ada tindakan yang diambil segera.

Ia memperingatkan bahwa ia "sangat khawatir."

Ia mendukung sebagian besar langkah yang diambil negara-negara Eropa namun memperingatkan kewajiban vaksinasi harus dijadilan "upaya terakhir."

Dr Hans Kluge mengatakan ia menginginkan "perdebatan berbasis sosial dan legal" tentang isu pengetatan ini.

Dr Kluge telah lama menyarankan penggunaan masker dan mendukung peraturan orang ke restoran, pertandingan olahraga, serta tempat umum lain, hanya bagi yang telah divaksin.

Mengapa kasus Covid naik tajam?

Polisi memeriksa sertifkat Covid. EPA
Sertifikat vaksin telah diterapkan di beberapa negara.

Alasannya berbeda di sejumlah negara.

Dr Kluge mengatakan faktor musim dingin, kurang tinggi angka vaksinasi serta varian Delta yang lebih cepat menular, merupakan penyebab naiknya kasus.

Banyak negara Eropa melonggarkan peraturan, seperti jaga jarak dan penggunaan masker lebih dulu tahun ini karena kasus turun dan angka vaksinasi semakin naik.

Bahkan di antara mereka yang telah divaksin, varian Delta telah terbukti masih dapat menyebar cepat, karena orang tak lagi jaga jarak.

Apakah kematian akibat Covid juga meningkat drastis?

Petugas medis di Antwerpen, Belgia. Reuters
Vaksin telah menunjukkan hasil.

Namun di tengah ini semua, ada berita bagus.

Vaksin telah terbukti mencegah orang sakit parah dan sekarat.

Sebelumnya, peningkatan tajam kasus diiringi dengan naiknya orang meninggal.

Namun seiring dengan penerapan vaksin, semakin sedikit orang yang meninggal akibat Covid walaupun kasusnya naik.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada