Data

Dari Mana Saja Peraih Nobel Perdamaian Berasal?

9 Oktober 2023 | 21.01 WIB

https://statik.tempo.co/data/2019/03/08/id_824920/824920_720.jpg
Perbesar

Penghargaan Nobel.[www.independent.ng]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran, dipilih sebagai peraih penghargaan Nobel Perdamaian 2023. Mohammadi, yang kini berada dalam penjara, adalah salah satu aktivis hak asasi manusia terkemuka di Iran. Ia dikenal aktif menyuarakan hak-hak perempuan dan penghapusan hukuman mati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk memberikan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023 kepada Narges Mohammadi atas perjuangannya melawan penindasan terhadap perempuan di Iran serta perjuangannya untuk mempromosikan HAM dan kebebasan untuk semua,” kata Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen dalam kutipannya.

Ia menjadi peraih Nobel Perdamaian kedua dari Iran, setelah Shirin Ebadi. Keduanya sama-sama memperjuangkan HAM, terutama hak-hak perempuan di Iran.

Amerika Serikat sejauh ini masih menjadi negara dengan jumlah penerima Nobel Perdamaian terbanyak. Berdasarkan data situs Penghargaan Nobel, ada 23 individu dan organisasi asal AS yang telah menerima penghargaan tersebut. 

Nobel Perdamaian telah diberikan sebanyak 104 kali, dimulai pada 1901, kepada 111 individu dan 30 organisasi. Penghargaan ini sempat absen sebanyak 18 kali, termasuk saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Sejumlah organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga turut menjadi peraih penghargaan ini. Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, masuk dalam nominasi Nobel Perdamaian 2006, namun penghargaan itu pada akhirnya diberikan kepada Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank.

Faisal Javier

Faisal Javier

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum