Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Ada 600 Juta Serangan Siber Per Hari, Microsoft: Pelaku Semakin Sering Pakai AI Generatif

Serangan ini berasal dari kriminal siber yang bertindak atas nama sendiri, hingga level state-based actor atau aktor negara.

23 Oktober 2024 | 12.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft belum lama ini merilis Digital Defense Report 2024, studi yang mengungkapkan bahwa dunia menghadapi lebih dari 600 juta serangan siber setiap hari. Serangan ini berasal dari kriminal siber yang bertindak atas nama sendiri, hingga level state-based actor atau aktor negara, yang menyasar individu, bisnis, hingga pemerintahan di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam laporan tersebut, dilansir dari laman Techspot, Microsoft menyoroti taktik penyerang siber yang semakin canggih. Teknologi tingkat tinggi, termasuk AI generatif, semakin sering dimanfaatkan untuk meningkatkan peluang keberhasilan serangan. Akibatnya, kejahatan siber menjadi lebih kompleks dan sulit untuk ditangani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu temuan yang paling mengkhawatirkan adalah kolaborasi antara kelompok kriminal dan aktor negara. Jarang terjadi sebelumnya, mereka belakangan saling berbagi alat dan teknik, sehingga mengaburkan batas antara operasi kriminal dan operasi siber negara.

Merujuk laporan tersebut, aktor negara seperti Rusia, Iran, Korea Utara, dan Cina disebutkan sebagai pelaku yang semakin agresif memperluas operasi siber masing-masing. Motifnya mulai dari keuntungan finansial hingga pengumpulan intelijen.

Microsoft juga menyoroti metode aktor negara ketika mengincar sektor militer dan infrastruktur penting, Negara yang disasar biasanya terlibat ketegangan regional, seperti Ukraina, Taiwan, Israel, dan Uni Emirat Arab.

Perusahaan teknologi global ini menekankan pentingnya kemitraan antara sektor publik dan swasta untuk menghadapi ancaman siber yang terus meningkat. Kemitraan itu bisa menghasilkan kebijakan atau metode.

“Seperti otentikasi multifaktor yang ditingkatkan dan aturan pengurangan permukaan serangan,” begitu bunyi pernyataan Microsoft dalam laporannya.

Seiring membesarnya ruang ancaman siber, penguatan keamanan identitas kian krusial. Begitu juga dengan pengamanan perangkat pengguna, serta proteksi infrastruktur komputasi awan alias cloud.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus